“Hadirnya pemerintah kota melalui fasilitasi salah satunya di subsektor ekonomi kreatif animasi ini diharapkan dapat menguatkan komunitas tersebut,” terang Ning Ita.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pengembangan konten kreatif yang mengangkat identitas lokal. Terutama yang berkaitan dengan branding wisata sejarah Soekarno masa kecil, atau Kusno, yang tumbuh dan melewati jejak sejarah di kota ini.
“Kusno yang memiliki sejarah panjang di Kota Mojokerto sudah kita jadikan brand icon sejarah. Kini kita mengajak komunitas ekonomi kreatif, khususnya animasi, untuk mengembangkan itu agar dapat diaplikasikan secara masif pada sektor-sektor pariwisata secara holistik,” tambah Ning Ita.
Melalui pelatihan ini, Pemerintah Kota Mojokerto berharap lahir karya-karya animasi yang tidak hanya meningkatkan kapasitas pelaku kreatif, tetapi juga mampu memperkuat narasi sejarah dan daya tarik wisata Kota Mojokerto. Pelatihan animasi ini menjadi langkah konkret dalam membangun pondasi ekosistem kreatif yang berkelanjutan dan berdaya saing.(*)





