Seminar menghadirkan tiga pemateri utama. Bambang Priyambodo, Kepala Disbudparpora Kota Kediri, membuka sesi pertama dengan paparan mengenai sinergi pemuda dan santri dalam membangun bangsa. “Santri dan pemuda adalah dua pilar penting yang harus bergerak seirama untuk kemajuan bangsa,” ujarnya. Ia berharap para santri memahami nilai keberagaman dan makna kesantrian dalam menjaga NKRI.
Pemateri kedua, Yudha Wirawan, Kepala BNN Kota Kediri, menyoroti pentingnya edukasi bahaya narkoba. “Memberikan edukasi kepada para santri dan santriwati ini sangat penting untuk membentengi mereka dari penyalahgunaan narkoba,” tegasnya. Yudha menyebut santri sebagai aset bangsa. “Santri adalah ujung tombak menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Sementara itu, A. Zamroni, Kepala Kemenag Kota Kediri, menekankan pentingnya pendidikan karakter di pondok pesantren. “Santri berkarakter luhur, sederhana, dan toleran mampu mewarnai kehidupan. Itu potensi luar biasa dalam menciptakan peradaban,” ucapnya.
Ia pun menegaskan, banyak santri kini telah menjadi pemimpin bangsa, menteri, maupun anggota legislatif.
“Harapan terbesar ke depan, pendidikan karakter berbasis akhlakul karimah seperti di Wali Barokah terus dikembangkan,” pungkasnya.