Kediri  

Santri dan Pemuda Bersatu di Ponpes Wali Barokah: Kobarkan Semangat Menuju Indonesia Emas 2045

Peringatan Hari Santri dan Sumpah Pemuda di Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri menjadi ajang memperkuat sinergi antara santri dan pemuda. Melalui seminar bertema “Santri-Pemuda Bersatu, Indonesia Maju: Akselerasi Generasi Emas 2045”, para narasumber dari Disbudparpora, BNN, dan Kemenag menegaskan pentingnya karakter, kesehatan, serta penguasaan teknologi untuk melangkah menuju Indonesia yang berperadaban dan berkeadilan.

Santri dan Pemuda Bersatu di Ponpes Wali Barokah: Kobarkan Semangat Menuju Indonesia Emas 2045
Ketua Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, H. Sunarto, menyampaikan sambutan pembuka dalam Seminar Hari Santri dan Sumpah Pemuda bertema “Santri-Pemuda Bersatu, Indonesia Maju: Akselerasi Generasi Emas 2045”, Kamis (23/10/2025) di Gedung DMC lantai 5. Kegiatan diikuti ratusan santri, pengurus pesantren, dan organisasi kepemudaan.(Foto: Moch Abi Madyan)
Narasumber menyampaikan materi tentang latar belakang Hari Santri dalam Seminar Santri dan Sumpah Pemuda di Ponpes Wali Barokah Kota Kediri.
Salah satu narasumber memaparkan materi “Latar Belakang Hari Santri: Jejak Jihad dan Perjuangan Bangsa” dalam Seminar Hari Santri dan Sumpah Pemuda di Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, Kamis (23/10/2025). Seminar ini dihadiri santri, pengurus pesantren, dan organisasi kepemudaan.(Foto: Moch Abi Madyan)

Seminar menghadirkan tiga pemateri utama. Bambang Priyambodo, Kepala Disbudparpora Kota Kediri, membuka sesi pertama dengan paparan mengenai sinergi pemuda dan santri dalam membangun bangsa. “Santri dan pemuda adalah dua pilar penting yang harus bergerak seirama untuk kemajuan bangsa,” ujarnya. Ia berharap para santri memahami nilai keberagaman dan makna kesantrian dalam menjaga NKRI.

Pemateri kedua, Yudha Wirawan, Kepala BNN Kota Kediri, menyoroti pentingnya edukasi bahaya narkoba. “Memberikan edukasi kepada para santri dan santriwati ini sangat penting untuk membentengi mereka dari penyalahgunaan narkoba,” tegasnya. Yudha menyebut santri sebagai aset bangsa. “Santri adalah ujung tombak menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Sementara itu, A. Zamroni, Kepala Kemenag Kota Kediri, menekankan pentingnya pendidikan karakter di pondok pesantren. “Santri berkarakter luhur, sederhana, dan toleran mampu mewarnai kehidupan. Itu potensi luar biasa dalam menciptakan peradaban,” ucapnya.

Ia pun menegaskan, banyak santri kini telah menjadi pemimpin bangsa, menteri, maupun anggota legislatif.

“Harapan terbesar ke depan, pendidikan karakter berbasis akhlakul karimah seperti di Wali Barokah terus dikembangkan,” pungkasnya.

Penulis: Moch Abi Madyan