Paulus menambahkan, suplai air untuk kebutuhan pemadaman kebakaran selama ini didukung PDAM Tirta Dhaha, di luar fungsi utamanya melayani kebutuhan air bersih masyarakat. “Kita juga akan mengusulkan ke pimpinan yakni Walikota Kediri agar ada teknologi baru agar bisa menjadi alternatif selain hydrant kita dengan memanfaatkan air Sungai Brantas untuk membantu mensupply kebutuhan air apabila terjadi kebakaran. Untuk teknisnya akan kita pikirkan dengan dinas terkait,” ujarnya.
Selain itu, Dinas PUPR tengah meninjau kemungkinan penataan ruang berbasis hydrant air bawah tanah. Sementara Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) didorong agar setiap pengembang perumahan baru wajib menyediakan fasilitas hydrant. “Jadi hydrant juga terpasang di fasilitas umum sehingga jika terjadi kebakaran bisa segera diatasi. Harapannya, seluruh OPD terkait dapat sejalan dalam mempercepat penanganan risiko kebakaran agar dapat meminimalisir dampak dan kerugian yang ditimbulkan,” tutur Paulus.
Dalam kesempatan itu, Paulus juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga keberadaan hydrant di lingkungan masing-masing.
“Saya harap kita bisa sama-sama saling menjaga karena dibutuhkan untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat,” tutupnya.(*)