Enam Program Prioritas PAUD Surabaya Kunci Sukses Wajib Belajar 13 Tahun

Enam Program Prioritas PAUD Surabaya Kunci Sukses Wajib Belajar 13 Tahun
Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, mengungkapkan bahwa untuk mendukung Wajib Belajar 13 telah diimplementasikan dalam enam program prioritas PAUD.

“Kegiatan ini berkolaborasi dengan Mal disetiap wilayah Kota Surabaya agar anak-anak dapat tampil di panggung besar secara gratis. Ini membangun percaya diri anak-anak sejak kecil. Percaya diri itu harus dibangun dari kecil,” tegasnya.

Untuk mendukung program satu tahun pra-sekolah, Rini menilai pentingnya kualitas pendidikan guru melalui Beasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini adalah beasiswa yang diberikan Pemkot Surabaya kepada guru PAUD yang belum bergelar sarjana untuk melanjutkan pendidikan.

“Ini program yang sangat berdampak, pendidik itu kualitasnya juga meningkat sehingga sangat bermanfaat untuk para pendidik,” tambahnya.

Selanjutnya, adalah program edukasi dini mengenai perlindungan diri anak menjadi fokus utama. Bunda Rini bahkan menulis buku berjudul “Stop, Aku Tidak Suka (Stop, I Don’t Like That)” untuk mengajarkan anak-anak tentang bagian tubuh sensitif dan pentingnya berani menolak, berteriak, serta melapor kepada orang tua atau guru jika mengalami hal tidak menyenangkan.

“Kami juga menjalankan program Manasik Haji, di mana setiap anak diajarkan dan mempraktikkan langsung bagaimana proses berhaji dan doanya apa saja. Program ini juga menunjang sikap religius anak sejak dini,” terangnya.

Rini menekankan bahwa pendidikan pra-sekolah bukan sekadar bermain, melainkan persiapan mental dan psikologis anak untuk menghadapi jenjang SD. Anak yang terbiasa di PAUD akan lebih mandiri dan siap beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang lebih terstruktur.

Untuk mendukung akses yang merata, Pemkot Surabaya memanfaatkan Balai RW sebagai lokasi penyelenggaraan PAUD, di mana saat ini sekitar 1.360 RW telah dibenahi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Wajib belajar 13 tahun, sebut Rini, sangat membantu untuk membangun anak-anak secara sosialnya. Tentunya, ini untuk mempersiapkan generasi emas 2045. (*)

Editor: Wetly