Kasus Kebakaran di Surabaya Melonjak, DPKP Pangkas Response Time

Kasus Kebakaran di Surabaya Melonjak, DPKP Pangkas Response Time
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya melaporkan adanya lonjakan kasus kebakaran di wilayah Kota Pahlawan.

Di luar kebakaran alang-alang, DPKP Surabaya juga mencatat kebakaran permukiman sebanyak 12 kasus. Insiden ini umumnya terjadi akibat kelalaian di dapur dan masalah kelistrikan.

Di area dapur, kebakaran sering kali dipicu oleh kompor yang ngobos atau mengalami kebocoran sehingga api tidak stabil saat ditinggalkan dalam keadaan menyala.

“Kami mengimbau kepada ibu-ibu dan seluruh warga, meskipun hanya keluar sebentar, tolong matikan kompor. Jangan sampai karena lupa, misalnya karena terlalu asyik ngerumpi dengan tetangga, api membesar dan menyebabkan kerugian material besar,” pesannya.

Kemudian, terkait kelistrikan dan alat elektronik, terdapat beberapa kasus yang bersumber dari kelalaian dalam penggunaan alat sehari-hari.

“Sebagai contoh, di apartemen, kami menemukan kasus di mana penggunaan hair dryer tidak tepat. Alat ini dipakai untuk mengeringkan benda lain di luar fungsi normalnya, sehingga menimbulkan panas berlebih (overheat). Saat dilempar ke tempat tidur, alat tersebut memicu api,” ungkapnya.

Selanjutnya, pengisian daya atau charging HP yang tidak aman juga menjadi pemicu. Kebiasaan mencas HP sambil diletakkan di atas kasur atau benda mudah terbakar lainnya sangat berbahaya.

“Panas yang dihasilkan oleh proses charging pada HP atau charger dapat membakar busa kasur atau material di bawahnya, dan memicu api,” tuturnya.

Menanggapi tingginya risiko kebakaran, Laksita mengimbau kepada masyarakat terkait pentingnya instalasi kelistrikan yang aman, mengingat banyaknya kasus kebakaran yang dipicu oleh konsleting.

“Ini penting sekali untuk seluruh warga Surabaya. Tolong jangan menumpuk sekring atau menggunakan kabel yang kecil. Sekarang ini kita semua punya banyak elektronik, seperti AC, dispenser, dan TV. Kalau sekring ditumpuk, beban listriknya terlalu berat, dan risiko konsleting itu sangat tinggi. Gunakan kabel yang besar dan standar,” pesannya.

Dia juga mengimbau warga, jika terjadi kebakaran, upayakan memadamkan api dalam tiga menit pertama. Jika api tidak dapat dikendalikan, segera menghubungi 112 untuk insiden kebakaran atau evakuasi darurat lainnya.

Laksita Rini menambahkan, DPKP Surabaya akan terus memasifkan sosialisasi dan simulasi kebakaran, mulai dari tingkat PAUD hingga PKK, sebagai bentuk pengenalan pencegahan sejak dini. (*)

Editor: Wetly