MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bersama Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) meluncurkan Program BMM (Baznas Microfinance Masjid) di Masjid Baitul Manshur, Desa Kedungmaling, Kec. Sooko-Mojokerto . Program ini ini menjadi terobosan baru dalam pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, sekaligus mengembalikan peran masjid sebagai pusat peradaban.
Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian, menyampaikan apresiasi atas inisiatif BAZNAS Kabupaten Mojokerto yang telah menghadirkan program inovatif berbasis masjid.
“Program ini bukan hanya soal bantuan dana, tetapi soal menghidupkan kembali peran masjid sebagai pusat peradaban. Di masa Rasulullah SAW, masjid adalah tempat lahirnya keputusan penting, tempat tumbuhnya ukhuwah, dan titik awal ekonomi umat. Kita ingin semangat itu hadir kembali di Mojokerto,”paparnya.
Pada peluncuran Program BMM Wabub Rizal menyerahkan bantuan modal usaha kepada warga. Sebanyak Rp150 juta disalurkan kepada 53 penerima manfaat Desa Kedungmaling. Bantuan ini diberikan dalam bentuk modal usaha yang diharapkan mampu mendorong lahirnya pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang mandiri dan berdaya saing.
Ditegaskan dana yang diberikan bukanlah hadiah untuk dihabiskan, melainkan amanah yang harus dikelola dengan bijak. Ia mengajak para penerima manfaat untuk menggunakan dana tersebut secara produktif, seperti memperbesar usaha, membeli bahan baku, memperbaiki alat produksi, atau menambah inovasi produk.
“Modal usaha ini bukan hadiah untuk dihabiskan, melainkan amanah untuk dikelola. Gunakan dengan bijak, jangan konsumtif. Jadikan ini sebagai langkah awal untuk bangkit dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pesan Wabub Rizal, dikonfirmasi Sabtu (20/9/2025).
Menurut Wabub program BMM itu, memiliki tujuan untuk memberikan akses permodalan yang sehat bagi pelaku usaha mikro dan ultra mikro, mengurangi ketergantungan terhadap rentenir, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat yang aktif dan produktif.
Wabub Rizal berharap program ini dapat direplikasi ke desa-desa lain. Tak hanya itu, Rizal juga menegaskan, pembangunan daerah tidak bisa hanya mengandalkan APBD, melainkan harus dibangun melalui kolaborasi dan sinergi lintas sektor.
“Bayangkan jika seluruh masjid di Mojokerto jumlahnya ratusan, aktif dalam pemberdayaan ekonomi. Kita akan memiliki basis ekonomi umat yang kuat, mandiri, dan berdaya saing. Insyaallah, Mojokerto akan semakin sejahtera,” pungkas Wabub Rizal (*)