“Nah, di sini ada kata berkelanjutan, lima kata ini yang menjadi motivasi kami dan arah kebijakan ke depannya,” kata Irvan.
Untuk menerapkan efisiensi energi dan energi terbarukan, Irvan menyebutkan, pemkot menerapkan Compact City. Konsep compact city ini diterapkan sesuai dengan misi Wali Kota Eri Cahyadi, yakni Memantapkan Ketahanan Daerah melalui Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan.
“Melalui misi ini, kami berfokus pada pelayanan publik, dan tidak fokus pada mobilitas. Melalui konsep ini, pemkot mendekatkan pelayanan publik dengan masyarakat, mulai kesehatan, sekolah, pelayanan RW, sehingga warga tidak perlu bertransport. Karena mobility (mobilitas) adalah bagian dari energi, sehingga kami dekatkan (pelayanan),” ujar Irvan.
Untuk mendukung efisiensi energi dan energi terbarukan Pemkot Surabaya juga menerapkan peraturan Bangunan Gedung Hijau (BGH) atau Green Building. Adanya aturan ini, setiap pembangunan gedung di Surabaya harus memenuhi standar teknis bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan, dalam menghemat air dan sumber daya melalui penerapan prinsip BGH sesuai fungsi dan klasifikasi dalam setiap penyelenggaraannya.
“Jadi ada pengelolaan tapak, mulai dari menghadap matahari, pintunya, atau desain arsitekturnya. Efisiensi penggunaan energinya, efisiensi penggunaan airnya, kualitas udara dalam ruangan, penggunaan material ramah lingkungan, pengelolaan sampah, hingga pengelolaan air limbahnya,” paparnya.
Penerapan Green Building juga sudah diterapkan oleh pemkot pada beberapa bangunan pemerintahan seperti Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), Gedung Bappedalitbang, penggunaan solar cell di kantor pemerintah, sekolah, hingga trafficlight. Dalam mendukung efisiensi energi dan energi terbarukan, pemkot juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) Benowo pertama di Indonesia.
Irvan menyampaikan, semua ini akan bisa dicapai jika dilakukan dengan cara bergotong royong, mulai dengan perguruan tinggi, unsur media, masyarakat, pihak swasta, hingga komunitas.
Pemkot, sambungnya, membuka pintu lebar bagi siapa saja yang ingin berdiskusi dan menyampaikan inovasi terkait efisiensi energi dan energi terbarukan.
“Pak Wali berharap, adanya seminar ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat. Silakan bagi yang ingin berdiskusi bisa melalui Bappedalitbang untuk perencanaan, dan kami juga sempat berdiskusi dengan melibatkan Gen Z juga terkait perencanaan 20 tahunan RPJP, RPJM, hingga rencana tahunan kami juga melibatkan anak-anak muda,” ujarnya. (*)