“Kita semua harus punya komitmen untuk menjaga keluarga dan lingkungan. Ini bukan hanya tugas BNN, tapi tanggung jawab kita bersama,” tegas Sri Artanti.
Masih penjelasan Sri Artanti, Ia menilai bahwa keterlibatan tokoh agama sangat strategis dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat. “Keteladanan dan suara para tokoh agama sangat berpengaruh dalam membangun budaya anti narkoba,” tambahnya.
Sementara itu, Ane Putri Harini yang juga dari Tim penyuluh BNNP Jatim juga menyampaikan berbagai jenis narkotika beserta dampaknya. Ia menjelaskan bahwa narkoba terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari alami, sintetis hingga semi sintetis. “Efeknya bisa sangat beragam—mulai dari merusak organ tubuh, mengganggu mental, hingga menyebabkan kematian,” jelas Ane.
Untuk itu Ia mengingatkan bahwa narkoba diklasifikasikan ke dalam tiga sifat, yakni depresan, halusinogen, dan stimulan. Tak jarang, satu jenis narkotika memiliki lebih dari satu efek tersebut, yang menjadikannya semakin berbahaya.
Dalam kesempatan itu, Ane turut mengungkap kemunculan narkoba jenis baru yang mulai beredar di Indonesia. Fenomena ini, menurutnya, menuntut kewaspadaan ekstra, khususnya dari kalangan muda dan orang tua.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari strategi pencegahan yang diharapkan mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba di Mojokerto dan sekitarnya. Sinergi lintas sektor dinilai menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkotika . (*)