Mengutip pandangan Gus Dur dan Pak DI (Dahlan Iskan), bahwa pers harus mampu menjaga marwah peradaban langitan—tempat di mana budaya luhur dijaga dan dikembangkan.
“Dalam konteks ini, pers tak sekadar menjadi penyampai berita, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai kebijaksanaan yang diwariskan dari generasi ke generasi,” kata pria yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC).
Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, Surokim berharap pers dapat tetap menjadi mata air peradaban, memberikan kejernihan di tengah derasnya informasi yang sering kali bias. Ia juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dan akademisi dalam mendukung ekosistem pers yang sehat, kritis, dan bertanggung jawab.
“Tantangan tidak mudah, tetapi ini adalah misi yang harus kita emban bersama. Pers harus bisa mengawal peradaban masyarakat menuju daulat publik yang sesungguhnya,” pungkasnya. (*)