Sabtu, 18 Mei 2024
32 C
Surabaya
More
    OpiniPojok TransparansiTanda-tanda Puasa Kita Jadi Pembuka Pintu Surga

    Tanda-tanda Puasa Kita Jadi Pembuka Pintu Surga

    Oleh : H. Samiadji Makin Rahmat – Santri Pinggiran, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jatim

    TAMU ISTIMEWA bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah sebentar lagi meninggalkan kita semua. Tentu semua berharap Ridlo dan Rahmat Allah SWT, sehingga amalan ibadah selama sebulan penuh diterima serta dipertemukan dengan Ramadan tahun depan diiringi peningkatan derajat ketakwaan kita.

    Lantas muncul pertanyaan, bagaimana memahami dan mengetahui amalan kita seperti puasa, salat taraweh, sadaqah, zakat fitrah, zakat mal, serta kebaikan lain diterima Allah SWT? Tentu menjadi hak prerogatif Allah Azza wajalla untuk menentukan.

    Sebagimana tertuang dalam hadits qutsi, Allah SWT berfirman: “Tiap amalan anak Adam kembali kepadanya, kecuali puasa Ramadan. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya,”

    Berjibun dalil dan panduan istimewa bulan Ramadan sebagai motivasi lebih meningkat volume ibadah telah kita ketahui bersama. Mulai faedah taraweh, orang yang tidur saat berpuasa dihitung beribadah, kegiatan sunnah disamakan wajib, bahkan bau mulut orang berpuasa disejajarkan bau minyak Kasturi. Sungguh luar biasa.

    Alangkah meruginya bila usai Ramadan berganti, tidak ada perubahan. Ternyata kita kembali normal dan biasa-biasa saja. Padahal gemblengan selama sebulan penuh mampu memobilisasi raga, jiwa dan ruh kita ‘bercengkrama’ dengan Sang Khalik.

    Mari bersama kita muhasabah, setidaknya panduan tanda-tanda bahwa amalan sebulan penuh selama Ramadan menjadi pembuka pintu surga, penutup neraka dan menjadi benteng iman masih kokoh.

    Bersandar dari QS Ali Imran ayat 133: “(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,”. Maka kriteria pertama, adalah hambaNya yang Loman (amanah dalam menyalurkan hartanya), baik dalam kondisi lapang maupun sempit tetap punya kepedulian berbagi dengan sesama, apalagi untuk bersadaqah di jalan Allah.

    Kedua, sebagai manusia yang tidak luput dari ujian, cobaan, dan aktifitas sehari-hari, tetap mengedepankan khusnudlon (berprasangka baik) dan mampu mengendalikan diri, tidak terbawa hawa nafsu. Ketiga, mempunyai jiwa pemaaf kepada sesama jika ada berbagai persoalan dan permasalahan. Dan keempat, terpanggil untuk selalu berbuat kebaikan serta tidak terpengaruh oleh sanjungan maupun ejekan.

    Dalam bahasa hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda kemabruran (ibadah diterima) adalah mampu berbagi makanan (loman), berbagi salam kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal serta berkata yang memberikan kesejukan atau diam,”.

    Sekali lagi, semoga segala amal ibadah kita selama Ramadan diterima Allah SWT dan menjadikan kita hamba yang Muttaqin dan memberikan dampak positif bagi keluarga kita, tetangga dan saudara kita. Dengan ucapan Idul Fitri: “Minal Aidin wal Faizin wal maqbulin wa antum bi khair” (Semoga kembali Fitrah, suci dan kita selalu dalam kebaikan). Aamiin ya arhamarrahimiin. (*)

    COPYRIGHT © 2024 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan