Oleh: Anwar Hudijono, Wartawan senior tinggal di Sidoarjo
Islam itu membawa kedamaian bagi seluruh jagat raya. Tapi saat ini dibalik grembyang alias seratus delapan puluh derajat bahwa Islam itu identik dengan terorisme, kekerasan.
Inilah yang disebut dengan fenomena terbalik atau dalam bahasa pewayangan disebut sungsang bawono walik.
Fenomena demikian menyeruak terjadi di hampir seluruh aspek kehidupan. Kita saksikan tokoh penipu ulung dipuja-puja sebagai tokoh kebenaran. Kebaikan dicerca sedang keburukan disahkan. Dosa dianggap biasa, ibadah dianggap anomali.
Lihat saja Israel itu penjajah yang menindas, tapi malah didukung dijadikan idola. Sedang Hamas yang berjuang dicap teroris. Amerika, kata filosuf Noam Chomsky adalah teroris nomor satu dunia, tapi dinobatkan sebagai kampiun hak asasi manusia.
Fenomena demikian sebagai isyarat atau petunjuk kalau Al Masih Addajjal sudah menguasai dunia.
Dalam Hadits riwayat Muslim disebutkan, Dajjal membawa dua sungai. Satu berisi air dan satu berisi api yang bergolak. Nabi menyuruh agar umat Islam memasuki sungai berisi api dengan memejamkan mata karena sesungguhnya sungai ini yang sejatinya berisi air yang sejuk dan segar.
Hadits ini tak bisa dipahami secara tekstual. Melainkan harus dipahami secara kontekstual.