Oleh Djoko Tetuko
Ketika memperingati Hari Santri Nasional ke-8 tahun 2023, kita patut meneladani santri dalam mewakafkan jiwa juga raga kepada negara dan bangsa, dalam menenun kebangsaan dengan suasana bermasyarakat penuh damai, tentram, aman dan sejahtera.
Ketika memperingati Hari Santri Nasional tahun ke-8 pada tahun politik, di ujung percaturan politik kian memanas, saling memproklamirkan kekuatan dan kekuasaan, juga saling jegal, semua kita patut menggugat santri dalam menjaga kemaslahatan dan kemanfaatan dalam berbangsa dan bernegara, tercabik cabik hanya karena perebutan kekuasaan kursi Presiden dan Wakil Presiden. Ke manakah para santri?
Ketika memperingati Hari Santri Nasional tahun ke-8 tahun 2023, dan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden sudah genap tiga calon. Semua kita patut mengharap kepada santri benar-benar menjadi pengawal demokrasi karena hati nurani, bukan semata mata karena iri hati, mengumbar gengsi, apalagi dengki. Juga menggadaikan demokrasi karena sepotong uang politisi dengan membiarkan korupsi para politisi karena sesuap nasi.
Seperti diketahui pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Kamis (19/10/2023). Selanjutnya, pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, setelah diumumkan Minggu (22/10/2023) malam, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rabu (25/10/2023) akan mendaftar ke KPU RI.
Sejarah mencatat, ketika Surabaya mendapat predikat sebagai Hari Pahlawan, berpuluh puluh tahun sejarah itu selalu “diam” tidak menceritakan tentang cikal bakal pergolakan kepahlawanan “Arek-Arek Suroboyo” dengan semboyan “Merdeka atau Mati” melawan pasukan Sekutu, dengan kekuatan utama pasukan perang Ingris bersama bala tentara Gurga (Pakistan dan India) serta Belanda turut membonceng, ingin menjajah kembali Indoensia, setelah atas nama pendiri bangsa dan negara Soekarno-Hatta, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Di balik pergolakan sekaligus perlawanan begitu nekad dan dahsyat, ialah ketika Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari bersama sejumlah ulama mencetuskan Resolusi Jihad. Dan hadiah terbesar atas upaya memurnikan kembali sejarah gilang gemilang itu, Pemerintah melalui
Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Hal itu dilakukan melalui penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015.
Keputusan presiden tersebut sebagaimana dikutip dari NU Online didasari tiga pertimbangan. Pertama, ulama dan santri pondok pesantren memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi kemerdekaan.
Kedua, keputusan tersebut diambil untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa, perlu ditetapkan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober.
Ketiga, tanggal 22 Oktober tersebut diperingati merujuk pada ditetapkannya seruan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah
Isi Resolusi Jihad Pada tanggal 21-22 Oktober 1945.
“Resolusi N.U. Tentang Djihad fi Sabilillah BISMILLAHIRRACMANIR ROCHIM” Resolusi : Rapat besar Wakil-Wakil Daerah (Konsul 2) Perhimpunan NAHDLATOEL OELAMA seluruh Djawa- Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di SURABAJA.
Mendengar : Bahwa di tiap-tiap Daerah di seluruh Djawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim Oelama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.
Menimbang : a. bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban bagi tiap 2 orang Islam. b. bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Ummat Islam.