“Kita ingin Surabaya memulai itu, saya tahu Bapak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji rajin turun ke lapangan, bagaimana mendeteksi masalahnya, dan berapa tahun (masalahnya) akan berkurang,” tuturnya.
Ia kemudian memberikan masukan, seperti penyelesaian rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kota Surabaya. Kurang lebih terdapat seribu titik yang belum terselesaikan. Maka, ia menyarankan Pemkot Surabaya untuk berkolaborasi dengan Pemprov Jatim. Sebab, kerja sama antara daerah dinilai sangat penting dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.
“Kuncinya data yang lebih presisi dan akurat sebagai bagian perencanaan hingga evaluasi, serta ada timeline yang jelas untuk rutilahu. Terima kasih OPD Pemkot Surabaya menunjukkan kinerja yang luar biasa, maka kalau bisa Surabaya nomor satu ke depan,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, secara umum hasil evaluasi terhadap kinerja Pemkot Surabaya sangat baik. Bahkan, pemkot juga mendapatkan kesempatan menjadi salah kota percontohan di Indonesia dalam pelaksanaan akurasi data berbasis digitalisasi.
“InsyaAllah, kata beliau (Akmal Malik) Kota Surabaya bisa di peringkat satu. Tapi yang sering disampaikan Pak Wali Kota, bukan peringkatnya yang kita kejar, tapi bagaimana kita melakukan pelayanan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat Surabaya,” imbuhnya.
Sebab, lanjutnya, akurasi data berbasis digital tersebut dinilai selaras dengan program yang dimiliki oleh Kemendagri RI. Misalnya, dalam penanganan stunting di Kota Pahlawan, mulai dari proses pencegahan dan pendampingan yang dilakukan hingga di tingkat RT/RW.
“Semua data kita berbasis nama dan alamat. Sehingga intervensi menyesuaikan dengan kondisi masing-masing. Itu yang diinginkan dan cocok dengan program Pak Dirjen tadi,” ujarnya.
Pemkot Surabaya, lanut Ikhsan, siap dan berani untuk mengambil penawaran kolaborasi dan kerja sama dengan Kemendagri mengenai akurasi data berbasis digitalisasi. Semisal, salah satunya dalam penuntasan rutilahu, di mana Pemkot Surabaya menargetkan 3.000 rumah selesai diperbaiki di tahun 2023. Termasuk jambanisasi yang tahun ini sudah Open Defecation Free 100 persen. (wet)