Opini  

Tahap Akhir Puasa adalah Yang Terbaik, Kenapa?

Tahap Akhir Puasa adalah Yang Terbaik, Kenapa?
Anwar Hudijono

Indikator kedua, pada 10 hari terakhir itu Kanjeng Rasulullah Muhammad full itikaf di dalam masjid sampai tidak pulang. Untuk menyisir rambut pun cukup mengeluarkan kepalanya dari jendela masjid untuk disisir Aisyah, istri tercintanya.

Yang dilakukan Rasulullah memberi ibrah (pengajaran) dan petunjuk serta membuka pintu rahmat bagi yang beriman. Bahwa saat-saat terakhir itu bisa menentukan derajat puasa seseorang.

Husnul khatimahnya orang puasa adalah puasanya diterima Allah sehingga menjadikan dirinya kembali kepada fitrah atau suci dari dosa. Dalilnya sudah biasa disampaikan di kultum Ramadhan yang menjamur ini.

Man shama imanan wa ihtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih. (Siapa yang berpuasa dengan penuh keberimanan dan semata karena ingin mendapat ridha Allah) maka diampuni dosa-dosanya yang lalu). Hadits ini tidak merinci dosa kecil atau dosa besar. Pokok semua dosa. Haditsnya jelas tidak usah diramesi yang enggak-enggak.

Adapun su’ul khatimahnya orang puasa adalah apabila ternyata hanya mendapat haus dan lapar. “Kam min shoimin lasa lahu min shiyamihi illa juú wal athsyu. (Betapa banyak orang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.

Puncak Perang Kosmik

Betapa super disiplinnya Rasulullah dalam itikaf memberi pesan betapa sangat pentingnya. Bahwa inilah saat-saat puncak Perang Kosmik Kecil, perang yang merupakan bagian sistem jagat kecil yaitu diri manusia, antara kecenderungan pada dosa dan pada taqwa. Fa al hamaha fujuraha wa taqwaha. Artinya: maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya.

Dan masjid adalah tempat terbaik untuk memupuk ketaqwaanya sekaligus mencegah dosa. Coba bandingkan di mal. Yang bergelora pasti nafsu mulai nafsu konsumtif, nafsu iri pada orang lain, pamer dan sebagainya. Meski puasa, kalau di mal itu yang puasa mulutnya tapi mata sulit puasa ketika harus memergoki yang bening-bening dan glowing.

Pada zaman now, itikaf di masjid juga sangat berat karena godaan itu justru dibawa yang itikaf. Apa itu? Android. Kelihatannya duduk diam di masjid, tapi diam-diam baca konten ghibah melalui HP.

Mau buka aplikasi Quran tiba-tiba didului iklan yang bisa juga bikin mata melototi. Katanya sebentar tiktokan, instagraman untuk selingan istirahat itikaf, tapi akhirnya keasyikan surfing konten-konten medsos. Minimal upload foto atau video selfie: Itikaf gaes…Rabbi a’lam (*)