Lebih 50 Persen Tanaman Mangrove Rusak

Lebih 50 Persen Tanaman Mangrove Rusak
Aksi tanam 3.500 pohon mangrove dan pohon langka di Tangerang. Kegiatan ini bagian dari aksi tanam 10 juta pohon Kemenko PMK.

Masyarakat sudah mengenal hubungan saling menguntungkan antara keberadaan mangrove dengan ikan dan kepiting. Pada habitat mangrove yang bagus akan tersedia pakan melimpah untuk ikan dan kepiting. Selain itu, keberadaan mangrove yang baik akan menghalangi datangnya ombak besar ke daratan. Atas hal itu, mangrove sering disebut menjadi tameng berkelanjutan bagi masyarakat dari ancaman gelombang dan tsunami.

Manfaat mangrove yang besar inilah yang mendorong DPP Himpunan Alumni IPB, SEAMEO BIOTROP, IPB University, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, Pemda Tangerang, Badan Eksekutif Mahasiswa IPB, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, dan para pihak lainnya melakukan kolaborasi dalam kegiatan penanaman mangrove dan pohon langka nusantara, di Tangerang. Ada sekitar 3.500 mangrove dan tujuh jenis pohon langka nusantara yang ditanam.

“Penanaman pohon langka nusantara dalam satu paket dengan penanaman mangrove menjadi kabar istimewa. Kedua aktivitas ini sangat penting maknanya bagi keanekaragaman hayati Indonesia dan juga pelestarian biodiversity khas Indonesia,” terang Didik.

Beberapa jenis pohon langka yang ditanaman adalah eboni (Diospyros celebica) tanaman khas Sulawesi, ulin (Eusideroxylon zwageri) tanaman khas Kalimantan, kepuh (Sterculia foetida), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kemang (Mangifera kemanga), manggis hutan (Garcinia sp), dan buni (Antidesma Bunius). Pohon langka ini merupakan hadian dari SEAMEO BIOTROP, DPP Himpunan Alumni IPB dan IPB University untuk Pemda Kabupaten Tangerang. (ANO)