Piala Dunia Qatar 2022 dan Sunatullah Perubahan

Piala Dunia Qatar 2022 dan Sunatullah Perubahan
Anwar Hudijono

Ciri mulkan jabriyan ini ada pada Amerika (dan Amerika adalah bosnya Barat). Sampai-sampai filosuf Amerika sendiri, Noam Chomsky menyebut Amerika sebagai teroris nomor satu dunia. Amerika itu sebagai pirat atau bajak laut.

Kemunafikan Barat ini disindir oleh Maroko dengan memberikan kemenangannya untuk Palestina. Suporternya terus menyayikan lagu Rajawi Filistina yang berisi dukungan perjuangan rakyat Palestina atas penjajahan Israel. Barat mendukung apapun sepak terjang Israel, sementara tutup mata terhadap nasib rakyat Palestina.

Dimulai kehancuran

Apakah Maroko nanti bisa menjungkalkan raksasa Perancis di semifinal seperti Dawud (David) mengalahkan Jalud (Goliat)? Itu masalah lain lagi belaka. Yang pasti dari Qatar angin perubahan yang dihembuskan Maroko telah bertiup dengan desingan isu Palestina. Angin akan terus membesar brtiup ke seluruh relung dunia.
Kalau angin perubahan sudah bertiup kencang, pasti sia-sia status qua akan bertahan mati-matian. Malah bisa-bisa mati beneran.

Kapan terjadinya perubahan global? Hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti Tuhan sudah menorehkan bahwa perubahan itu sunatullah (ketetapan hukum) yang pasti terjadi. Bahwa Tuhan menentukan kemenangan dan kekalahan itu secara bergiliran.

“Wa tilkal ayyamu nudailuha bainan nas. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia. (Quran, Ali Imran 140).

Semoga saja perubahannya berlangsung smooth, indah seperti perubahan angin laut ke angin darat, seperti perubahan dari malam ke siang. Tapi juga harus waspada karena bisa saja perubahan berlangsung sangat keras seperti pecahnya puncak gunung Gunung Tengger Purba menjadi kaldera Bromo.

“Setiap era baru selalu dimulai dengan kehancuran. Benda benda langit yang sejajar melambangkan tentang itu,” kata Resi Byasa dalam Mahabharata.

Dan, Quran juga sudah menegaskan di surah Al Isra 58.

“Dan tidak ada satu negara pun (yang penduduknya durhaka) melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami sisa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfudz).

Kita perlu merenungkan kemungkinan ini. Apalagi di Ukraina sedang terjadi perang yang bukan mustahil akan berkobar menjadi perang nuklir. Dan perang nuklir pasti merupakan siksaan yang sangat berar bagi yang terkena. (*)

Rabbi a’lam (Tuhan Maha Tahu).

*) Penulis asalah Wrtawan senior tinggal di Sidoarjo. Peraih PWI Jatim Award kategori Tokoh Pers Daerah 2022