Oleh Anwar Hudijono
Qatar tak gentar. Betapapun tekanan bertubi-tubi agar mau menerima LGBT di Piala Dunia 2022.
Tekanan pertama dari dilakukan secara ekonomi. Kalangan pebisnis pendukung LGBT mengancam tidak akan ikut sponsor. Tapi Qatar tak takut karena duitnya sudah lebih dari cukup. Mampu menggelar Piala Dunia terbesar sepanjang masa. Apalagi perusahaan-perusahaan China justru yang ambil bagian terbesar. China adalah negara anti LGBT.
Tekanan kedua secara politik. Amerika Serikat dan gengnya terus menerus menekan Qatar agar mau mengakomodasi LGBT. Mulai ditakut-takuti ancaman teroris, serangan Iran dan sebagainya. Soal HAM.
Qatar tetap tegar. Lebih takut kepada Allah dari pada Amerika dan gengnya.
Tekanan ketiga, melalui media massa. Media mainstream maupun media sosial Barat, termasuk kantor berita dunia terkemuka BBC, tak henti-hentinya menyerang Qatar. Melakukan pelbagai disinformasi. Menyebar hox. Misalnya Qatar dituduh melakukan diskriminasi terhadap golongan LGBT. Ribuan tenaga kerja imigran mati saat membangun infrastruktur Piala Dunia. Penuh korupsi.
Modus media Barat itu persis bagaimana mengkampanyekan Islamphobia. Russophobia (fobia terhadap Rusia).
Perkumpulan rahasia
Ada kekuatan dahsyat di belakang tekanan-tekanan yang dilakukan secara sistematis, massif. Kekuatan kelompok rahasia. Persis yang dikatakan Dan Brown dalam bukunya The Da Vincy Code. “Banyak peristiwa besar yang dikendalikan oleh perkumpulan rahasia.”
Demikian pula gerakan LGBT global ini, saya haqqul yaqin, pasti ada yang menggerakkan. Penggeraknya bukan kekuatan kaleng-kaleng.Betapa tidak, hanya dalam waktu sekitar 22 tahun sudah puluhan negara yang melegalkan LGBT. LGBT merajalela di Eropa, Amerika, Kanada, Amerika Latin. Kini sudah merambah Asia yaitu Taiwan.
Siapa aktor rahasia (dalang) di belakangnya? Saya haqqul yaqin adalah Yakjuk dan Makjuj. Jejak Yakjuj dan Makjuj tidak akan bisa dikenali secara fisik. Sesuai Hadits, ketika mereka keluar dari tembok Zulkarnain, mereka berbaur. Artinya menghilangkan jejak. Masuk ke dunia rahasia.
Cara mengenali Yakjuj dan Makjuj adalah perbuatannya. Tabiatnya. Yaitu melakukan kerusakan di atas bumi. Quran memberi petunjuk bahwa LGBT itu didalangi Yakjuj dan Makjuj adalah dengan memberikan kesamaan yaitu sebagai “mufsidun” (golongan perusak).
“Mereka berkata ,”Wahai Zulkarnain. Sungguh Yakjuj dan Makjuj itu mufsiduna fil ardhi (sekelompok manusia) berbuat kerusakan di bumi.” (Quran, Kahfi 94).
LGBT atau juga disebut kaum sodom dan gomoroh atau kaum muktafikah (yang tempatnya dijungkirbalikkan), juga termasuk mufsidun.
“Dia (Luth) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan mufsidun (yang berbuat kerusakan) itu.” (Quran, Al Ankabut 30).
Zaman Nabi Luth
Sebagai negara Islam, Qatar tahu persis LGBT itu dilarang keras oleh Allah. Mereka ini pertama kali muncul di dunia pada zaman Nabi Luth. Dan Allah sudah membinaskan mereka.
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkir-balikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.” (Quran, Hud, 82).
Qatar tahu persis kisah umat Luth di Quran itu bukan dongeng melainkan peringatan untuk kapan saja dan di mana saja. Dan hukum Allah itu kekal dan pasti terjadi.
“Maka Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Quran, Al Baqarah 66).