Perwakilan kontingen dari 34 Provinsi dan Surakarta, lebih dahulu mengawali dengan defile masing-masing 10 atlet dan ofisial serta pakaian khas daerah masing-masing.
Porwanas ikut menyemarakkan pembinaan olahraga nasional, terutama yang sekarang digagas pemerintah melalui Menpora dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Atal menjelaskan, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa karena dukungan untuk terselenggaranya Porwanas setelah hampir 6 tahun belum dilombakan, karena tidak masalah Covid-19 dan lainnya. “Mohon kepada Menpora membuka, dan tokoh pers pak Dahlan Iskan menyalakan api Porwanas,” harapnya.
Ketua PB Porwanas Lutfil Hakim, dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa
ini yang kedua Jatim sebagai tuan rumah, sebelumnya pada tahun 1990 saat Ketua PWI Jatim (almarhum) H. Agil H. Ali dengan Sekretaris (almarhum) H. Hadiaman Santoso dipusatkan di Kota Surabaya.
Dan Porwanas XIII/2022 di Malang Raya (Kota Malang, Kab Malang, dan Kota Batu), dengan jumlah atlet 1.989 dan ofisial sekitar 300 orang lebih, sehingga tidak kurang 2.200 lebih khusus konsentrasi pada pertandingan dan perlombaan.
Tetapi, kata Lutfi, tidak kurang 5-7 ribu masyarakat pers yang datang ke Malang Raya mensukseskan dan memeriahkan Porwanas 2022. Sehingga hitungan secara kasar tidak tertutup kemungkinan sekitar Rp 1 triliun akan dibelanjakan.
Lutfi menjelaskan, wartawan sudah menghidupkan minat olahraga dan menumbuhkan sportivitas. “Karena jurnalis memang harus sportif dan karena karya jurnalistik atau tulisan wartawan itu seperti Tita nabi harus menyanpaikan kejujuran dan kebenaran,” katanya.
Ke depan, lanjut dia, lebih besar lagi agar wartawan bersama masyarakat mengkontruksi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Juara”
Cak Lontong salah satu pelawan nyentrik saat menghibur berpesan agar menjaga “juara” dalam Porwanas XIII/2022, yaitu agar 35 Kontingan yang hadir kalau merebut juara, tetap menjaga kepanjangan juara (jujur tidak menghalalkan segala cara).
Cak Lontong bersama pasangan, menceritakan soal langganan koran, dimana selain menambah ilmu, juga wawasan terus bertambah. Dan “halaman” rumah tambah luas karena setiap menambah beberapa halaman
Mengenai profesional olahraga dan pengusaha berbeda, “Kalau pemain sepakbola profesional usai 35 tahun sudah dianggap tua dan sebagaian pensiun. Tetapi begitu menjadi pengusaha dan sukses disebut pengusaha muda sukses. Padahal sama-sama di jalur profesional,” kata Cak Lontong, Senin malam (21/11/2022) di GOR Cakrawala UNM Malang. (*)