“Sebenarnya ini sudah lebih baik daripada tingkat prevalensi stunting nasional. Angka ini juga sudah turun dari yang sebelumnya sekutar 26%. Tapi ini tetap harus digenjot lagi agar memenuhi standar WHO untuk Indonesia,” terangnya.
Lebih jauh, istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak itu mengatakan bahwa permasalahan ini harus segera diselesaikan. Sebab, tingkat stunting akan berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berindikator 3 dimensi. Yakni umur panjang dan sehat, pengetahuan, serta standar hidup yang layak. “Selain itu, setiap satu nyawa dari anak-anak kita itu tentunya berharga,” imbuhnya.
Selain itu, Arumi menerangkan betapa seorang ibu memegang kunci dalam sukses tidaknya upaya penurunan stunting yang gencar dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jatim. “Kunci keberhasilan dari proses ini adalah pengetahuan ibu dalam menyiapkan dirinya melahirkan anak yang sehat dan juga selamat, serta mengasuh anak dengan gizi yang optimal. Maka kita juga harus fokus pada kesehatan dan mental ibu,” tambahnya. (guh)