Menurut Agus, wabah PMK ini memang menjadi atensi bagi pemerintah. Bahkan dirinya juga menganggap bahwa wabah ini menyerupai covid versi sapi. Namun virus ini tidak mematikan, karena angka kematian sapi yang terjangkit wabah ini cenderung rendah.
“Angka kematian 1 sampai 5 persen saja. Sedangkan angka kesembuhan sekitar 95 persen. Karena PMK pada ternak sapi dapat sembuh jika diobati. Namun wabah PMK ini, menjadi atensi pemerintah. Bisa dibilang Covid-19 di dunia ternak sapi,”jelas Agus.
Pantauan di sejumlah pasar hewan, Sebanyak 6 pasar hewan di Mojokerto terpaksa ditutup sementara. Sejumlah pasar hewan tersebut menyebar di wilayah Kecamatan, Pungging (Pasar Ngrame), Kec. Pacet (Pasar Pandan), Kec. Gondang (Pasar Pohjejer), Kec. Jatirejo (Pasar Dinoyo) serta paar hewan di Kec. Kemlagi.
Masih penjelasan Agus, tanda-tanda ternak sapi yang tertular penyakit PMK yakni demam, keluar liur, moncong dan lidah seperti melepuh sehingga hewan ternak tidak mau makan yang menyebabkan sakit. JIka tidak secepatnya di bri pertolongan, dapat merembet ke bagian kaki bahkan bisa mengakibatkan kuku lepas.
Namun sapi yang terjangkit wabah PMK ini lanjut Agus, masih bisa disembuhkan dan butuh waktu 10-14 hari diobati menggunakan Analgesik antipiritik (obat anti demam) antihistamin, vitamin dan antibiotik.
“Pertolongan pertama bisa diberikan oralit campuran gula dan garam atau dikasih telur ayam juga bagus. Itu untuk menjaga kondsi tubuh sapi,”tukas Agus. (gia)