Karena potensial marketnya harus besar, lanjut Khofifah, maka di desa itu harus ada penghasil yang sama dan dalam jumlah banyak. Sehingga baru bisa diajukan ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Kita punya sangat banyak keunikan itu di desa-desa. Tapi, tidak semua bisa terkaver oleh pemerintah. Dan kita tahu, jejaring media ini sangat luar biasa. Kalau ini dapat terwujud harmonis partnership maka akan bisa membangun lingkaran-lingkaran untuk bisa saling memberikan manfaat satu dengan yang lainnya,” harap Khofifah.
Di akhir pembicaraannya, Khofifah menyampaikan terima kasih kepada seluruh insan pers yang telah membersamai perjalanan keduanya selama tiga tahun terakhir.
“Saya selalu titip pesan agar Jatim ini dijaga jangan sampai batuk. Karena kalau sampai batuk, dropletnya bisa sampai ibu kota. Artinya, stabilisasi itu harus terus dijaga,” ujar Khofifah.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Diskusi sekaligus Ketua Pokja Wartawan Pemprov Jatim, Fiqih Arfani mengatakan, Berbagai catatan keberhasilan dan dinamika yang menyertai perjalanan kepemimpinan Khofifah-Emil tak lepas dari sorot perhatian media.
“Kami beruntung memiliki gubernur dan wakil gubernur yang media darling. Artinya, berbagai sepak terjangnya memiliki nilai berita yang menarik untuk dipublikasikan,” ujar Fiqih.
Selain itu, Fiqih juga mengakui kesadaran terhadap pentingnya informasi dimiliki duet pemimpin lintas generasi dan pemimpin milenial tersebut. Itulah yang sangat membantu kerja-kerja jurnalistik menjadi lebih mudah
“Ibu gubernur kerap memosting hal-hal menarik melalui media sosialnya. Hal itu dapat menjadi refrensi bagi para jurnalis untuk dijadikan bahan peliputan yang memiliki nilai berita tinggi,”