“Saya akui, dari acara safari Arbain Sholawat Nabi, di tempat ini (Ponpes Al Hidayah) terasa beda. Ada ketentraman hati yang sulit dilukiskan. Saya yakin, niat masyarakat untuk memohon kepada Allah SWT agar terbebas dari wabah covid-19 segera diangkat oleh Allah,” harapnya.
Pengasuh Ponpes Al Hidayah, Romo KH. Syafi’ Misbah Marzuki, menandaskan, kegiatan santri memang lebih mendekatkan diri kepada Allah dalam menempa ilmu agama, penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan amaliyah ahlu sunnah wal jamaah yang telah diajarkan oleh pendahulu, khususnya yang merintis pondok Almaghfurullah yarham KH. Ma’sum Ahmad Marzuki dan kiblat ke Sayyid Muhammad bin Alwi al-Hasani fi Makki.
“Kami sangat yakin, dengan ikhtir, doa dan bersholawat mampu menangkal segala ujian, musibah, fitnah, termasuk wabah Covid-19. Semua milik Allah dan akan dikembalikan kepada Allah. Serta, tempat terbaik untuk kembali adalah bisa berjumpa kepada Baginda Rasulullah dan bersama-sama dalam surga karena Rahmat dan syafaat manusia Agung Muhammad bin Abdullah,” ungkap Gus Safii, panggilan akrab dari murid Hadratus Syech Romo KH Maimoen Zubair, Serang, Jawa Tengah.
H. Saiful Munir, SH, pengelola Ponpes Al Hidayah di Pacet, Mojokerto, membenarkan, proses pendirian pondok tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari Mbah Maimoen Zubair. Pusat Ponpes Al Hidayah tetap di Desa Ketegan, Tanggulangin, Sidoarjo.
“Kami memang sempat sowan ke beliau (Mbah Maimoen Zubair), ternyata dapat mandate untuk mendirikan pondok. Ternyata, semua diberikan kemudahan dan kelancaran. Semoga, keluarga besar dan santri Al Hidayah dan orang-orang yang peduli terhadap perjuangan pondok menjadi hambaNya yang beruntung,” papar Saiful Munir, juga notaris dan pengurus PBNU. (mat)
