Pelaku Curanmor Asal Pasuruan Diringkus Polres Mojokerto

Pelaku Curanmor Asal Pasuruan Diringkus Polres Mojokerto
Foto: Kapolres Dony Alexander, menyerahkan motor yang hilang pada pemiliknya, (pinjam pakai) agar bisa melakukan aktifitas (Foto/wartatransparansi/ Gatot Sugianto)

Selang sehari, tersangka Iwan diringkus polisi di Pasar Buah Mojosari, Mojokerto, pada 27 Juli sekitar pukul 13.30 WIB. Tim Satya Haprabu Satreskrim Polres Mojokerto lantas memburu 2 pelaku lainnya yang satu komplotan yakni RH dan SN ke Pasuruan. Namun, keduanya berhasil kabur.

Petugas menyita sejumlah barang bukti dari rumah SN sebagai penadah sepeda motor curian. Yakni 5 sepeda motor curian, 4 kunci T, 1 magnet pembuka tutup kunci, beberapa ponsel, 10 pelat kendaraan bermotor, serta pakaian yang digunakan Iwan saat mencuri di depan minimarket Segunung

Menurut Kapolres, diduga sudah 10 kendaraan dicuri komplotan ini. Masih kami kembangkan untuk menentukan TKP pencurian dan para korban supaya kami bisa melacak tersangka lainnya yang menjadi jaringan curanmor ini.
Akibat perbuatannya, Buasil alias Iwan disangka dengan pasal 363 ayat (2) KUHP. Hukuman 9 tahun penjara sudah menantinya

Pada kesempatan itu, Dony juga menyerahkan sepeda motor Honda Scoopy milik Aura Ardita (18), warga Pacet, Mojokerto, yang di curi di halaman parkir Minimarket-Dlanggu, dan Honda Beat milik Febri, Warga Puri, yang mengaku kehilangan motornya saat melakukan Rapit Tes Covid-19 di Puskesmas wilayah Puri Mojokerto.

“Sesuai aturan, kami berikan hak pinjam pakai kepada korban agar kendaraan ini bisa dipakai beraktivitas, sehari-hari. Setelah sidang, kendaraan akan dikembalikan sepenuhnya ke korban,” tegasnya.

Sementara itu, tersangka Iwan mengaku sudah 7 kali mencuri sepeda motor di Kabupaten Mojokerto. Residivis kasus curanmor ini menjual sepeda motor curian ke SN dengan harga Rp 3 juta per unit. Ia mengaku membuat sendiri kunci T untuk merusak kontak motor korbannya.

Sedangkan alasannya tersangka yang merupakan residivis spesialis curanmot, dengan sasaran halam parkir minimarket dan halaman parkir puskesmas yang jarang ada penjaga parkirnya untuk mebiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kami terpaksa mencuri motor, karena sulit cari kerja, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nggak bisa ditinggalkan. Saya punya istri dan dua anak,” jelas Iwan. (*)