Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi
Aksi Cepat Tanggap
(ACT) merupakan organisasi nirlaba bergerak di bidang penanganan berbagai musibah, bencana, bahkan masa pandemi dengan program sangat variasi guna menyelesaian permasalahan korban musibah atau bencana.
Bahkan, ACT selalu hadir dalam bencana, baik fase darurat (emergency) maupun fase pemulihan (recovery) dengan menggulirkan berbagai program. Program-program yang didedikasikan antara lain Program Emergency Rescue, Program Emergency Relief, Program Emergency Medic dan Program Recovery Fisik, Recovery Ekonomi dan Recovery Sosial. Aksi kemanusiaan dilakukan berorientasi amal (charity) dengan memberdayakan sumberdaya lokal (local sources).
Pelaksanaan Aksi Kemanusiaan ACT biasanya didukung oleh Jejaring Aksi Kemanusiaan nasional maupun internasional. ACT mengklaim bersikap non-diskriminatif, netral, dan objektif dengan mengutamakan transparansi dan akuntabilitas publik.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (5/2/2021) melakukan ACT gaya pejabat publik. Mantan Menteri Sosial sangat cekatan hadir pada setiap bencana dan musibah, kembali melakukan aksi cepat tanggap ketika mengunjungi korban banjir bandang di kabupaten Pasuruan.
Diketahui, banjir di Pasuruan terjadi setelah Sungai Kedunglarangan dan Sungai Kabeng Pulungan meluap setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (3/2/2021), Banjir cukup besar itu melanda 4 Kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Diantarnya Kec. Gempol, Desa Kalirejo, Desa Tambakan, Desa Kalianyar Desa Manarui Desa Masangan di Kecamatan Bangil, Desa Kedungringin, Desa Kedungboto di Kecamatan Beji dan Desa Tambakrejo Kecamatan Kraton dengan rata-rata Ketinggian air mencapai 20-30 cm. Bahkan di kawasan tertentu lebih tinggi.
Banjir tersebut mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 6 rumah hanyut serta 25 rumah mengalami rusak berat. Korban jiwa yang merupakan cucu dan nenek itu awalnya sempat dinyatakan hilang dan kemudian dilaporkan telah ditemukan dan dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (4/2/2021)
Dua korban jiwa akibat bencana dan musibah banjir bandang di Kab. Pasuruan yaitu atas nama Susminanti (70 tahun) dan Nanda Jeni Sekar Arum (19 tahun). Keduanya adalah warga di Dusun Genukwatu Desa Kepulungan Kec. Gempol Kab. Pasuruan.
Terkait hal tersebut, Gubernur Khofifah kemudian bergegas mengunjungi keluarga korban untuk bertakziah, menyampaikan duka cita dan memberikan santunan untuk keluarga korban yang ditinggalkan.
Gubernur Khofifah atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya korban yang hanyut akibat banjir.
Sebagaimana diketahui, Pejabat publik pengunjung korban musibah dam bencana menjadi aktifitas biasa, tetapi bagi Gubernur Khofifah menjadi berbeda, menjadi sebuah sentuhan aksi kemanusiaan melebihi tim ACT profesional.
Apalagi, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama itu turut mendoakan dengan membaca doa di rumah duka, agar amal ibadah kedua korban yang wafat diterima Allah SWT dan khilaf serta kesalahannya mendapat ampunanNya.
Selain bertakziyah, Gubernur Khofifah juga memberikan santunan kepada keluarga korban dan menguatkan keluarga korban yang ditinggalkan.
Sekali lagi, ACT gaya atau model Gubernur Khofifah begitu menyentuh dan dapat dijadikan contoh bagi pejabat publik atau kepala daerah lain. Apalagi langsung hadir ke lokasi bencana dan musibah dengan cepat dan tanggap. Bahkan langsung menyelesaian semua permasalahan secara profesional. Inilah potret aksi cepat tanggap sesunggguhnya.
Aksi kemanusia dengan menyelesaian problem di masyarakat korban bencana dan musibah, langsung dengan cepat dan tanggap. InsyaAllah akan menjadi obat mujarab sekaligus menenteramkan bagi korban bencana dan musibah. Dan ini bukan kali pertama Gerburnur Khofifah melakukan.
“Maka barang mengerjakan berbuat baik walaupun seberat buah akan mendapat balasan, dan barang siapa berbuat kejelekan sekecil apapun juga akan mendapat balasan”. (*)