Rabu, 11 Desember 2024
25 C
Surabaya
More
    OpiniTajukDestana Perwujudan Penthahelix dalam Kebencanaan

    Destana Perwujudan Penthahelix dalam Kebencanaan

    Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

    Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa dengan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana.

    Dengan adanya Destana diharapkan desa/kelurahan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, musibah maupun tanggap darurat pada situasi dan kondisi membutuhkan penanganan dengan reaksi cepat, gotong royong, dan disiplin.

    Destana juga mampu memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana, tentu saja dengan mandiri maupun bantuan bersama pihak terkait.

    Desa disebut mempunyai ketanguhan terhadap bencana atau musibah atau masa pandemi, ketika desa tersebut memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

    Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana, BPBD Jatim kembali membentuk Destana. ditandai dengan penanaman bibit pohon Mangga dan Srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim.

    Selasa (2/2/2021) hari ini, kegiatan di Desa Selok Anyar, Kec. Pasirian, Kab. Lumajang. Sebelumnya, Senin (1/2/2021), Pembentukan Destana di Kota Probolinggo. Begitu istimewa karena
    pembentukan Destana kali ini dihadiri tiga anggota DPRD Jatim, yakni, Wakil Ketua Komisi E, Ir H. Artono MM, dan dua anggota komisi E, Hari Putri Lestari dan Hj Umi Zahro.

    Turut mendampingi, Plt Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Kab. Lumajang Indra Wibowo Leksana, Camat Pasirian Trikondo Cahjono, dan Kades Selok Anyar, Nur Hasim.

    Wakil Ketua Komisi E Artono mengatakan, pembentukan Destana lalu ditandai dengan penyerahan simbolis bantuan masker oleh anggota Komisi E, Hj Umi Zahro dan penyerahan bibit pohon oleh Hari Putri Lestari kepada Kades Nur Hasyim.

    Pembentukan Destana di desa dengan potensi bencana tsunami ini juga disemarakkan dengan hadirnya Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) di balai desa setempat.

    Sebagaimana pernyataan Artono, bahwa upaya
    mengedukasi masyarakat tentang kesiapsigaan bencana itu dinilai sangat tepat mengingat Jawa Timur memiliki kerentanan bencana yang tinggi.

    Gatot Soebroto menegaskan bahwa Jawa Timur merupakan etalase bencana di tanah air. Sebab, semua jenis bencana di Indonesia juga berpotensi terjadi di Jatim. Termasuk, bencana likuefaksi (tanah bergerak) yang pernah terjadi di Palu, beberapa tahun lalu.

    Terkait pembentukan Destana, Gatot menjelaskan, jika tahun ini BPBD Jatim akan membentuk 40 Destana. Dengan tambahan ini, jumlah total Destana di Jatim akan berjumlah 702 desa/kelurahan. Tapi angka itu masih jauh dari jumlah desa rawan bencana di Jatim yang jumlahnya sekitar 2.742 desa/kelurahan.

    Selain di Lumajang, pembentukan Destana hari ini juga dilangsungkan di tiga lokasi lain, yakni, Kelurahan Kepel Kec. Bugul Kidul Kota Pasuruan, Desa Kedungpanji Kec. Lembeyan Kab. Magetan dan Desa Banjarjo Kec. Kebonagung Kab. Pacitan.

    Khusus di Kota Pasuruan, pembentukan Destana juga dihadiri anggota Komisi E DPRD Jatim, Hasan Irsyad, dengan didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim, Andika N. Sudigda

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa
    potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi akibat cuaca ekstrem yang juga diikuti oleh beberapa faktor lainnya.

    Tetap ada faktor lain (penyebab bencana hidrometerologi) yaitu kerentanan. Semakin rentan wilayah itu, maka akan semakin mudah terjadi bencana. Di antaranya, wilayah yang mengalami perubahan tata guna lahan. Biasanya terjadi pada lahan yang awalnya diperuntukan untuk serapan air berubah menjadi bangunan.

    Akibatnya, lahan atau area yang penyerapan airnya sulit, saat cuaca sering terjadi hujan, baik dalam intensitas rendah dengan durasi lama, maupun dengan intensitas tinggi atau deras meskipun hanya sebentar, bencana hidrometerologi seperti genangan dan banjir juga bisa terjadi.

    Pembentukan Destana merupakan penguatan dan perwujudan penthahelix dalam menghadapi berbagai bencana atau sejenis, seperti musibah atau masa pandemi. Oleh karena itu, helix atau pihak pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media massa atau pers, harus bersama-sama gotong royong memperkuat desa/kelurahan tangguh bencana. (*)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan