Tajuk  

Destana Perwujudan Penthahelix dalam Kebencanaan

Destana Perwujudan Penthahelix dalam Kebencanaan

Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa dengan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana.

Dengan adanya Destana diharapkan desa/kelurahan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, musibah maupun tanggap darurat pada situasi dan kondisi membutuhkan penanganan dengan reaksi cepat, gotong royong, dan disiplin.

Destana juga mampu memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana, tentu saja dengan mandiri maupun bantuan bersama pihak terkait.

Desa disebut mempunyai ketanguhan terhadap bencana atau musibah atau masa pandemi, ketika desa tersebut memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana, BPBD Jatim kembali membentuk Destana. ditandai dengan penanaman bibit pohon Mangga dan Srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim.

Selasa (2/2/2021) hari ini, kegiatan di Desa Selok Anyar, Kec. Pasirian, Kab. Lumajang. Sebelumnya, Senin (1/2/2021), Pembentukan Destana di Kota Probolinggo. Begitu istimewa karena
pembentukan Destana kali ini dihadiri tiga anggota DPRD Jatim, yakni, Wakil Ketua Komisi E, Ir H. Artono MM, dan dua anggota komisi E, Hari Putri Lestari dan Hj Umi Zahro.

Turut mendampingi, Plt Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Kab. Lumajang Indra Wibowo Leksana, Camat Pasirian Trikondo Cahjono, dan Kades Selok Anyar, Nur Hasim.

Wakil Ketua Komisi E Artono mengatakan, pembentukan Destana lalu ditandai dengan penyerahan simbolis bantuan masker oleh anggota Komisi E, Hj Umi Zahro dan penyerahan bibit pohon oleh Hari Putri Lestari kepada Kades Nur Hasyim.

Pembentukan Destana di desa dengan potensi bencana tsunami ini juga disemarakkan dengan hadirnya Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) di balai desa setempat.