Tajuk  

Andai Saja ada Alat Deteksi dan Obat Covid-19 Merakyat

Andai Saja ada Alat Deteksi dan Obat Covid-19 Merakyat
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (ayat 285)

Tafsir Al-Muyassar menjelaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (ayat 286)

Tafsir Al-Muyassar menjelaskan bahwa Ajaran agama Allah itu mudah, tidak ada unsur kesulitan di dalamnya. Allah tidak menuntut dari hamba-hambanya sesuatu yang tidak mereka sanggupi. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, maka akan memperoleh ganjaran baik, dan barangsiapa yang berbuat keburukan, maka akan memperoleh balasan yang buruk. Wahai tuhan kami, jangan Engkau menyiksa kami jika kami lupa terhadap sesuatu yang Engkau wajibkan atas kami atau kami berbuat salah dengan melakukan sesuatu yang Engkau larang untuk dikerjakan. Wahai tuhan kami janganlah Engkau bebani kami dengan amalan-amalan yang berat yang telah Engkau bebankan kepada umat-umat yang berbuat maksiat sebelum kami sebagai hukuman bagi mereka. Wahai tuhan kami, janganlah Engkau membebankan kepada kami perkara yang kami tidak mampu memikulnya, baik dalam bentuk bentuk perintah-perintah syariat dan musibah musibah. Dan hapuskanlah dosa-dosa kami dan tutuplah kekurangan-kekurangan kami dan sudilah berbuat baik kepada kami. Engkau adalah penguasa urusan kami dan pengaturnya. maka tolonglah kami menghadapi orang orang yang mengingkari agamaMU dan mengingkari keesanMU serta mendustakan nabiMU,Muhammad sholallohu alaihi wasallam, dan jadikanlah kesudahan yang baik bagi kami di hadapan mereka di dunia dan akhirat.

Membaca ayat 2-5 dan ayat 284-286 beserta tafsir atas ayat tersebut, maka Covid-19 adalah bagian dari keghaiban, tetapi semua dipermudah dengan memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui para ulama terjaga.

Dan jika semua dengan tulus ikhlas penuh keyakinan bahwa usaha atau ikhtiyar selama ini seperti penelitian UNAIR dengan obat Covid-19, sebagaimana penjelasan Rektor Universitas Airlangga Prof Nasih dengan obat. Pertama yaitu Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.

GeNose teknologi alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas
penemuan Universitas Gadjah Mada (UGM)
Alat ini memiliki kemampuan mendeteksi virus Corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.

Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp40 juta dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.

Sedangkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mengembangkan I-Nose C-19, alat yang mampu mendeteksi Covid-19 dari bau keringat ketiak seseorang. Alat ini diklaim merupakan yang pertama di dunia.

Prof Riyanarto Sarno Guru Besar Departemen Teknik Informatika ITS sekaligus Ketua Tim Pengembangan I-Nose C-19 menjelaskan, alat screening Covid-19 ini berbasis teknologi kecerdasan buatan.

Pengembangan perangkat lunak alat ini melibatkan mahasiswanya dari jenjang magister dan doktoral selama empat tahun. Penyesuaian dengan virus Covid-19 dikerjakan sejak Maret 2019 lalu.

Dia mengeklaim, I-Nose C-19 adalah alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi virus melalui sampel bau keringat ketiak (axillary sweat odor) yang diambil dari para suspek.

Andai saja ada alat deteksi dan obat Covid-19 merakyat, harganya merakyat, mudah diterima rakyat, seperti penemuan dan hasil penelitian di atas
insyaAllah semua akan terobati.

Oleh karena itu, dengan alat deteksi penemuan anak bangsa sendiri, obat hasil penelitian anak bangsa sendiri, maka dengan tetap syukur dan sabar ada Covid-19, InsyaAllah obat dari Allah datang dan semua kembali dengan kehidupan normal baru.

Covid-19 sebagaimana bagian dari virus pada zaman modern dan digital diterima dengan syukur juga sabar, alat deteksi dan obat murah meriah sudah ditemukan. Menjaga protokol kesehatan semakin ditingkat sesuai ajaran agama, “kebersihan itu lebih dari iman”. Maka kehidupan normal baru menjadi tonggak kebangkitan berakhiak dan bermartabat. (jt)