Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi
“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala musibah baik berupa bencana atau lainnya yang menimpa manusia memiliki hubungan yang erat dengan perbuatan manusia itu sendiri (Surat Ar-Rum 41).
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJY 182 jatuh di Pulau Laki pada pukul 14.40 WIB. Pesawat Boeing 737-500 dengan membawa 56 orang penumpang.
“Telah terjadi ‘lost contact’ pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta – Pontianak dengan ‘call sign’ SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto, Sabtu (9/1).
Musibah dalam bentuk peristiwa seperti pesawat jatuh atau bencana alam, paling tidak ada tiga analisa sebagai penyebab Pertama, azab dari Allah SWT karena banyak dosa yang dilakukan. Kedua, sebagai ujian dari Allah SWT Ketiga, sunnatullah atau hukum alam (takdir alam)
Diantara tiga analisa itu, apakah tanda-tanda zaman atau takdir alam. Tentu semua kembali kepada kekuasaan Allah SWT. Manusia wajib mengimani bahwa ada hikmah di balik musibah itu.
Analisa paling populer bahwa setiap musibah seperti kecelakaan pesawat jatuh, selalu dikaitkan dengan ujian sekaligsi tanda-tanda zaman serta keghaiban dalam masalah pemimpin bangsa ini.
Apabila dikaitkan dengan ujian, bisa jadi sebagai ujian kepada bangsa ini, agar mau melakukan perenungan lebih mendalam. Adakah kesalahan besar atau karena semata-mata kelalaian.
Menyikapi perihal seperti ini, maka semua wajib meyakini dengan penuh percaya bahwa setiap musibah karena ketentuan Allah SWT. Apakah tanda-tanda zaman atau takdir alam, semua akan terungkap karena petunjuk, pertolongan, atau kehendakNya.
Peristiwa terakhir musibah kecelakaan pesawat jatuh ialah
Pesawat Air Asia 8501 jatuh di Laut Jawa pada 28 Desember 2014. Pesawat rute Surabaya-Singapura ini ditemukan pada 30 Desember 2014, 162 penumpang dinyatakan tewas.
Data kecelakaan pesawat jatuh sejak tahun 2000