Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Menuver politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sangat piawai dan berkekuatan politik begitu strategis. Kali ini menaikkan layang-layang bercorak sangat mempesona.
Ibarat permainan layang-layang, maka PDIP sudah menaikkan layang-layang bergambar dengan berbagai motiv dan warna serta corak menyesuaikan dengan selera para penonton. Bahkan seakan-akan menghipnotis para juri, para peserta dan penonton profesional, bahwa layang-layang bercorak PDIP sebuah tawaran sangat menggiurkan.
Tidak berlebihan memberikan nilai lebih bagi PDIP, sebagai pemenang Pemilu Legislatif 2019 dan Pilpres, ternyata begitu piawai dan cerdas memainkan layang-layang dengan penuh perhitungan dan kematangan. Bahkan ketika angin masih kencang dengan sabar menawan untuk menyiapkan dengan berbagai pernik politik ala wong cilik.
Tetapi, jika suasana udara sudah aman, bahkan jutaan penonton sudah menunggu dengan sabar dan penuh ketekunan menaikkan layang-layang bercorak sesuai dengan kesukaan penonton di lapangan udara model apa saja. Hal itu terbukti ketika pengumuman nama-nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, begitu terukur dan sangat cermat menghitung berbagai kemungkinan.
Dengan model menaikkan layang-layang bercorak begitu indah, tetap waspada dengan taktik dan strategi layang-layang peserta lain, maka tidak tertutup kemungkinan PDIP mampu memenangkan “lomba” maupun permainan layang-layang di udara dengan kecepatan angin kencang maupun sepoi-sepoi, apalagi angin Mamiri, serta angin topan sekalipun. Dengan catatan PDID tidak melawan arus seperti ketika gagal dalam Pilgub Jatim 2018.
Ketua KPU Jatim Eko Sasmito di Rapat Pleno Rekapitulasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim di Diamond Room Convention dan Excebition Grand City Surabaya, Sabtu (7/7/2018) menyatakan bahwa, rekapitulasi dengan jumlah akhir paslon Khofifah-Emil 10.465.218 suara (53,55%), sedangkan paslon Gus Ipul-Puti 9.076.014 suara 46,45% atau selisih 7,11%. Kekalahan tipis itu karena beberapa faktor sebagai arus kecil dilawan oleh PDIP. Termasuk representatif Khofifah Indar Parawansa dengan kekuatan kiai demokrasi, masih lebih kuat dibanding magnet Gus Ipul.
Layang-layang bercorak di udara mempunyai magnet sangat kuat ketika bisa dipandang oleh siapa saja, dengan mata kepala telanjang, atau menggunakan teropong. Gambaran menyaksikan, memahami, dan memilih layang-layang akan ditentukan magnet para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi panutan penonton. Itu arus dalam memilih dan memilah sebagai warna-warni penonton politik.