Oleh:Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Memasuki hari ke-15 sejak Presiden Joko Widodo memberikan tugas khusus kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, pada tanggal 26 Juni 2020, guna menekan penyebaran virus Corona di provinsi paling ujung timur Jawa ini, terutama Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sebagai wilayah Surabaya Raya, dalam waktu 2 minggu, ternyata Covid-19 semakin merajalela.
Jika pada tanggal 25 dan 26 Juni 2020 seperti data di bawah ini ;
Jawa Timur 25 Juni
Kasus positif = 10.532
Sembuh = 3.429
Wafat = 799
Jawa Timur 26 Juni
Kasus positif = 10.886
Sembuh = 3.619
Wafat = 815
Surabaya 25 Juni
Kasus positif = 5.157
Sembuh = 1.968
Wafat = 382
Surabaya 26 Juni
Kasus positif = 5.344
Sembuh = 2.068
Wafat = 392
Maka berdasarkan data pada tanggal 10 Juli 2020;
Jawa Timur 10 Juli 2020
Jatim
Kasus positif= 15.730 ; sembuh = 5.816 ; wafat = 1152
Surabaya, 10 Juli 2020
Kasus positif = 6.882
Sembuh = 3.320
Wafat = 589
Kota Surabaya sebagai penyumbang tertinggi dengan (kasus positif 6.882, sembuh 3.320, wafat 589), semakin menguatkan bahwa pertarungan bersama-sama melawan Corona harus lebih fokus, mengingat penyebaran sebagai daerah tingkat 2 sudah mengalahkan Sulsel, walaupun dengan kasus positif 6.620. Padahal Sulsel merupakan provinsi terbesar ketiga setelah Jatim dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Oleh karena itu, penanganan secara khusus Surabaya Raya harus menjadi prioritas sampai virus Corona dengan penularan terbaru bisa lewat udara ini, benar-benar menyerah kalah. Sebab Surabaya ditambah Sidoarjo dengan data (kasus positif 2.299, sembuh 507, wafat 238) dan Gresik (kasus positif 1.197, sembuh 138, wafat 103), sudah menembus angka fantastis 10.288. Itu berarti sudah mendekati Jakarta dengan kasus positif 13.739.
Sekedar mengulang ke sekian kali, harapan kepada Gugus Tugas Covid-19 Nasional, Jatim, dan Surabaya serta Tim Gabungan bentukan dari Gubernur Jatim, maka rencana kontijensi harian sekaligus monitoring dan evaluasi disertai aksi inovasi maupun aksi strategi khusus, jauh lebih bertanggung jawab dan bermartabat dilaporkan secara kontinyu setiap hari. Supaya publik mengetahui dan harus berbuat apa?
Mengapa demikian? Informasi aksi penanganan Covid-19, daerah terdampak, kawasan ekonomi terdampak, warga dengan kondisi kurang mampu terdampak, UKM terdampak, dan semua sektor terdampak, terutama daerah berbahaya, sangat membantu melakukan penanganan percepatan secara terpadu bersama seluruh tim, sehingga dapat diketahui daerah zona merah, zona kuning dan zona hijau dengan berbagai aktifitas sebagai program prioritas penanganan percepatan virus Corona. Hal ini memudahkan masyarakat bersikap dan bertindak mengikuti petunjuk dan arahan dari Tim Gabungan.
Demikian juga, bersamaan dengan penyampaian penanganan percepatan wilayah Covid-19, maka wilayah non-Covid-19, baik perubahan dari zona merah atau zona kuning maupun zona hijau dari awal, maka dipantau terus menerus dengan pengawasan ketat dengan konsep transisi menuju kehidupan normal baru.
Dan sebagai peringatan, sebelum semua terlambat, juga gagal mempertahankan zona hijau menjadi “zona zero”, maka jauh lebih elegan jika kampanye dan sosialisasi transisi menuju kehidupan normal baru (new normal) dengan berbagai media wajib dilakukan, terutama “buku saku” menuju transisi kehidupan normal baru, sambil menunggu penguatan payung hukum, yang semestinya dengan undang-undang melalui terobosan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU).
Mengingat kebiasan baru dengan wajib memakai masker, menjaga kebersihan diri, menjaga imun, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, jaga jarak serta patuh protokol kesehatan lain, di kantor maupun tempat ibadah atau tempat potensi kerukunan massa, memerlukan “Gerakan Massal” dengan berbagai media penunjang.
Dua minggu pertama perintah Presiden Jokowi, gagal dilaksanakan dengan baik karena virus Corona di Surabaya Raya makin memerah. Mari menunggu hasil dari berbagai aksi dengan harapan berbasis transparansi, baik hasil Monev sekaligus ditindaklanjuti dengan aksi strategis, 2 minggu depan.
Jujur saja, jika penanganan percepatan melawan Covid-19 bersama Tim Gabungan di Surabaya Raya berhasil, dengan penguatan laporan setiap hari per desa/kelurahan dan kecamatan ditambah laporan kawasan pusat perdagangan mikro maupun makro, pusat keramaian dan kerumunan, berbasis digital, insyaAllah secara nasional akan berhasil dan menjadi contoh. Tetapi jika kurang berhasil, maka akan memperpanjang penderitaan bersama virus Corona. (JT)
Data Kasus Covid-19 Nasional Tanggal 10 Juli 2020
1. Jatim
Kasus positif= 15.730 ; sembuh = 5.816 ; wafat = 1152
2. DKI Jakarta
Kasus positif = 13.739 ; sembuh = 8825 ; wafat = 671.
3. Sulsel = 6.620 ; sembuh = 2.476 ; wafat = 209.
4. Jateng
Kasus positif = 5.303 ; sembuh = 1.855 ; wafat = 235.
5. Jabar
Kasus positif = 4.951 ; sembuh = 1.839 ; wafat = 186.
6. Kalsel
Kasus positif = 3.990 ; sembuh = 1.204 ; wafat = 211.
7. Sumsel
Kasus positif = 2.568 ; sembuh = 1.239 ; wafat = 119.
8. Sumut
Kasus positif = 2.197 ; sembuh = 527 ; wafat = 115.