Rabu, 11 Desember 2024
25.6 C
Surabaya
More
    LifeStyleBaru, Batik Ikang Sengkaring Khas Kabupaten Pasuruan

    Baru, Batik Ikang Sengkaring Khas Kabupaten Pasuruan

    IKAN Sengkaring yang hidup berkoloni di Pemandian Alam Banyubiru, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, ternyata bisa dituangkan menjadi motif batik yang berkelas.

    Adalah Ferry Sugeng Santoso, Pembatik Sukorejo, Kabupaten Pasuruan yang menyulap ikan sengkaring sebagai motif batik baru yang dibuatnya.

    Ditemui di rumah plus gallery “Alam Batik”, Dusun Pajaran, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Rabu (26/02/2020) siang, Ferry mengaku tertarik membuat batik dengan motif ikan sengkaring, lantaran ingin mempopulerkan Banyubiru sebagai potensi wisata asli Kabupaten Pasuruan.

    “Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bagaimana bisa mempopulerkan Banyubiru. Salah satunya melalui batik ikan sengkaring ini,” akunya.

    Dijelaskan Ferry, ide menjadikan ikan sengkaring sebagai motif batik mulai muncul sejak 2 tahun lalu. Hanya saja, untuk menentukan motif yang menunjukkan karakter ikan sengakring yang hidup bergerombol alias koloni, baru direalisasikan pada oktober tahun 2019 lalu.

    “Susahnya adalah menciptakan motif yang menunjukkan karakter kuat ikan sengkaring. Ikan sengkaring ini hidupnya berkoloni, ada yang kecil tapi ada yang sangat besar sampai 1,5 meter,” katanya.

    Keberanian Ferry dalam menciptakan motif baru, disambut positif para penyuka batik. Karyanya dilirik oleh pembeli hingga ibukota dan mancanegara. Ia mengungkapkan bahwa 2 batik ikan sengkaringnya, terjual dengan harga sampai Rp 15 juta.

    “Makanya saya tambah semangat untuk memperbanyak batik motif ikan sengkaring ini,” ungkapnya kepada Suara Pasuruan.

    Untuk bisa membuat sebuah batik yang sudah jadi, dibutuhkan waktu antara 2 minggu sampai satu bulan. Lamanya proses pengerjaan, dikarenakan factor ketelatenan dan kesabaran yang harus dimiliki setiap pembatik. Kata Ferry, batik itu tidak menjual gambar atau bentuk, melainkan proses pengerjaan yang harus detail.

    “Kalau penyuka batik, pasti tidak melihat harganya. Tapi keindahan sebuah batik itu sendiri. Batik mahal karena proses pengerjaannya, bukan motif atau gambarnya,” ucap pria yang selalu tampil nyentrik ini.

    Dengan dimunculkannya batik ikan sengkaring, pria yang beberapa kali menyabet penghargaan dari Pemerintah Pusat ini berharap, batik semakin disukai semua kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang tua.

    Menurut Ferry, batik bisa dikombinasikan dengan pakaian kekinian. Bahkan dengan jeans sekalipun.

    “Batik semakin ke sini semakin disuka, mulai kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Harapannya batik menjadi budaya, yakni budaya mengenakan batik sejak dini,” tegasnya.(hen)

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan