Karena itu, Jokowi berharap para duta besar yang menjadi duta investasi itu mengincar, yang ditembak mana itu ngerti. Ia meyakinkan, kalau kita bisa memproduksi yang namanya B50, posisi tawar kita terhadap semua negara akan bisa naik.
“Uni Eropa mau ban sawit kita ya kita tenang-tenang saja, kita pakai sendiri saja. Ngapain sih harus diekspor ke sana? Strategi ini yang sedang kita bangun, strategi bisnis Negara, baru kita proses rancang implementasinya agar betul-betul tidak ada ketergantungan dengan negara-negara lain,” katanya.
Kalau nanti bisa sampai kita ke B50 dan kita bisa produksi dengan baik, harga sawit ini sekarang sudah naik, meloncatnya sangat besar sekali.
“Tapi kalau kita bisa masuk ke B50, betul-betul kita bisa kita yang mengendalikan, bukan pasar yang mengendalikan. Bargaining kita akan semakin kuat kalau kita bisa menggunakan itu juga di dalam negeri dalam jumlah yang besar, sekaligus ekspor minyak kita menjadi anjlok turun,” katanya.
Semua itu, lanjut Jokowi lagi, goal-nya adalah ke current account, defisit kita menjadi plus, tidak negatif. Kalau neraca transaksi berjalan kita sudah positif baik, menurutnya, saat itulah kita betul-betul baru merdeka, dengan siapapun kita berani karena tidak ada ketergantungan apapun mengenai sisi keuangan, sisi ekonomi.
“Itulah target kita dalam 3-4 tahun ke depan, arahnya ke sana,” tegas seraya menambahkan, bantuan dari para duta besar mengenai ini, mengenai urusan investasi, sebagai ‘duta investasi’ sangat penting sekali. (wt)