Selasa, 16 April 2024
33 C
Surabaya
More
    Jawa TimurGresikBanjir Kali Lamong Akibat Saluran Kali Makin Manyempit, Banyak Patok,Tanaman dan Kaplingan

    Banjir Kali Lamong Akibat Saluran Kali Makin Manyempit, Banyak Patok,Tanaman dan Kaplingan

    GRESIK – Dampak luapan Kali Lamong membikin masyarakat yang bermukim di pinggiran Sungai tersebut semakin menderita. Itu sebabnya Gubernur Khofifah buru buru melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke lokasi dan bertemu para korban banjir.

    Dua tempat yang dikunjungi Khofifah Indar Parawansa bersama OPD terkait yaitu Desa Banyulegi, Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan Desa Gurung Anyar, Cerme Gresik, Jawa Timur, Rabu (8/1/2020).

    Di Dawar Blandong airnya sudah surut, sedangkan di Gurung Anyar air masih menggenangi Perumahan Prisma Land hingga perumahan tersebut ditinggal penghuninya.

    Di dua tempat tersebut Gubernur Khofifah yang baru tiba ditanah air setelah menunaikan ibadah Umroh, membagikan bingkisan untuk masyarakat, oleh oleh Umroh berupa Kurma Arab, memberikan sosialisasi akan bahaya banjir sekaligus meninjau titik titik rawan banjir.

    Suwarno, salah seorang petugas lapangan Dawar Blandong mengaku, banjir ini sudah rutin setiap tahun karena tingginya curah hujan dan kiriman dari Jombang Mojokerto. Tahun ini sebenarnya tidak separah tahun 2019 lalu sampai memakan korban.

    Banjir Kali Lamong Akibat Saluran Kali Makin Manyempit, Banyak Patok,Tanaman dan Kaplingan
    Warga korban banjir akibat luapan Kali Lamong menerima bingkisan Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

    Banjir  tersebut dipicu oleh semakin menyempitnya sungai yang berada dibawahnya yakni memasuki wilayah Gresik akibat ulah tangan tangan jahil. Kanan kiri sungai sudah banyak patok patok, banyak tanaman dan kaplingan. Lokasinya kalau dari sini hanya sekitar 2,5 km sampai 3 km.

    Saya tidak tau oknum oknum yang jahil itu. Tapi dampaknya pada masyarakat disini. tandas Suwarno. Ditambahkan pula bahwa, kalau sungai dibawahnya itu dilebarkan lagi kondisinya tidak seperti sekarang. Lebarnya kali sekarang tingga 4 meter.

    “Banjir diakuinya sudah biasa memang sungai. Tapi kalau air itu mengalir dengan lancar, tidak tersumbat karena ulah manusia. Apalagi mau merawat tentu tidak separah tahun tahun terakhir. Karena luapan itu dampaknya pada penduduk disini,” ucapnya.

    Beda lagi dengan Banjir di Cerme Gresik. Menurut anggota BPBD Cerme Gresik bernama Adi. Banjir yang menenggelamkan prumahan Prisma Land lebih karena posisi perumahan itu memang dibawah ketinggian jalan. Sejak dulu sebelum perumahan dibangun memang sudah tempatnya air. Anehnya ada pengembang yang membangun perumahan disitu, otomatis begitu hujan seperti sekarang ya tenggelam.

    Adi mengatakan Perumahan Prisma Land mulai dihuni setahun terakhir. Disitu terdapat 72 KK. Sedangkan jumlah rumah yang terdampak banjir totalnya 300 rumah. Sebenarnya pembangunan perumahan Prisma Land sudah melibatkan BPBD setempat dan sejak awal sudah diingatkan bahwa lokasi itu adalah kantong air. ucapnya.

    Saat ini semua penghuni sudah pada mengungsi ke keluarga diluar perumahan. Sedangkan yang tidak ada keluarga mengungsi di rumah RT/RW atau di tampung di warga yang merasa iba.

    Banjir Kali Lamong Akibat Saluran Kali Makin Manyempit, Banyak Patok,Tanaman dan Kaplingan
    Posko di Dawar Blandong, 200 meter dari bibir sungai.

    GUBERNUR KHOFIFAH

    Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa pembuatan tanggul bisa menjadi salah satu solusi alternatif jangka panjang untuk mengatasi banjir akibat luapan Kali Lamong.

    Menurutnya, dengan pembangunan tanggul di hulu Kali Lamong maka daya tampung airnya akan semakin besar. Sehingga, efeknya kebeberapa daerah terdampak seperti di Mojokerto, Gresik ataupun Lamongan bisa dikurangi.

    “Ketika intensitas hujan tinggi di Kali Lamong sekitar 2 jam saja, maka air akan meluap  ke beberapa daerah lainnya. Karenanya, harus ada solusi strategis  jangka panjang salah satunya dengan membuat tanggul di Kali Lamong,” ungkap Gubernur Khofifah.

    Banjir Kali Lamong Akibat Saluran Kali Makin Manyempit, Banyak Patok,Tanaman dan Kaplingan
    Bekas banjir di Dawar Blandong

    Menurut Khofifah, pembuatan tanggul di Kali Lamong akan lebih efektif dibandingkan dengan melakukan pengerukan. Terlebih lagi, sedimentasi di area Kali Lamong relatif cepat. Sehingga jika hanya dengan pengerukan maka dalam waktu sekitar 5 tahun lagi kemungkinan harus dilakukan pengerukan ulang.

    “Kalau hanya dengan pengerukan, untuk Kali Lamong kemungkinan sedimentasinya akan relatif cepat kembali sehingga harus dikeruk lagi. Terlebih, area yang harus dikeruk di Kali Lamong juga lumayan panjang,” urai orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

    Khofifah menambahkan, bahwa pihaknya  telah mengkomunikasikan terkait pembuatan tanggul Kali Lamong kepada Menteri  PUPR dan Pemkab Gresik. Bahkan, pada Perpres No. 80 Tahun 2019 pembangunan tanggul juga telah masuk dalam rencana prioritas, salah satunya tanggul Kali Lamong. Serta, pada lampiran Perpres telah disebutkan pembiayaan tanggul ini nantinya akan menggunakan APBN dengan anggaran sekitar Rp. 1,1 triliun.

    “Untuk pembangunan tanggul ini telah dianggarkan sekitar Rp. 1,1 triliun pada APBN. Tapi, kami juga akan tetap membutuhkan feasibility study (FS) terupdate untuk mengetahui terkait titik-titik luasan  pembangunan tanggul. Sehingga kemungkinan berpengaruh pada   biaya yang dibutuhkan,” terang gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

    Namun demikian, lanjut Khofifah, ketika ada pembuatan tanggul maka harus ada pembebasan lahan di area seputar tanggul. Untuk itu, Pemkab Gresik diharapkan melakukan pendekatan dan mengkomunikasikan kepada warga yang lahannya kemungkinan dibutuhkan  untuk  pembangunan tanggul.

    “Untuk pembuatan tanggul ini dan pembebasan  lahan pembiayaannya berasal dari  Kementrian PUPR. Namun kami harap Pemkab Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Pemko  Surabaya bisa melakukan kordinasi serta sosialisasi pada warga yang lahannya harus dibebaskan untuk kebutuhan tanggul,” tutur mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.

    Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga sekali lagi meminta kepada seluruh masyarakat Jatim untuk terus waspada akan adanya ancaman banjir. Apalagi, menurut informasi dari BMKG sampai dengan bulan Maret intentsitas hujan di Jawa termasuk di Jatim relatif tinggi. Oleh sebab itu, Pemprov Jatim juga telah mengeluarkan surat edaran siaga 1 sampai dengan bulan Mei.

    “Saya juga meminta khusus bagi warga yang daerahnya rawan banjir agar  meletakkan barang-barang elektroniknya di tempat yang aman,” pungkasnya sembari berdoa bersama seluruh warga yang hadir. (min)

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan