GRESIK – Dampak luapan Kali Lamong membikin masyarakat yang bermukim di pinggiran Sungai tersebut semakin menderita. Itu sebabnya Gubernur Khofifah buru buru melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke lokasi dan bertemu para korban banjir.
Dua tempat yang dikunjungi Khofifah Indar Parawansa bersama OPD terkait yaitu Desa Banyulegi, Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan Desa Gurung Anyar, Cerme Gresik, Jawa Timur, Rabu (8/1/2020).
Di Dawar Blandong airnya sudah surut, sedangkan di Gurung Anyar air masih menggenangi Perumahan Prisma Land hingga perumahan tersebut ditinggal penghuninya.
Di dua tempat tersebut Gubernur Khofifah yang baru tiba ditanah air setelah menunaikan ibadah Umroh, membagikan bingkisan untuk masyarakat, oleh oleh Umroh berupa Kurma Arab, memberikan sosialisasi akan bahaya banjir sekaligus meninjau titik titik rawan banjir.
Suwarno, salah seorang petugas lapangan Dawar Blandong mengaku, banjir ini sudah rutin setiap tahun karena tingginya curah hujan dan kiriman dari Jombang Mojokerto. Tahun ini sebenarnya tidak separah tahun 2019 lalu sampai memakan korban.
Banjir tersebut dipicu oleh semakin menyempitnya sungai yang berada dibawahnya yakni memasuki wilayah Gresik akibat ulah tangan tangan jahil. Kanan kiri sungai sudah banyak patok patok, banyak tanaman dan kaplingan. Lokasinya kalau dari sini hanya sekitar 2,5 km sampai 3 km.
Saya tidak tau oknum oknum yang jahil itu. Tapi dampaknya pada masyarakat disini. tandas Suwarno. Ditambahkan pula bahwa, kalau sungai dibawahnya itu dilebarkan lagi kondisinya tidak seperti sekarang. Lebarnya kali sekarang tingga 4 meter.
“Banjir diakuinya sudah biasa memang sungai. Tapi kalau air itu mengalir dengan lancar, tidak tersumbat karena ulah manusia. Apalagi mau merawat tentu tidak separah tahun tahun terakhir. Karena luapan itu dampaknya pada penduduk disini,” ucapnya.
Beda lagi dengan Banjir di Cerme Gresik. Menurut anggota BPBD Cerme Gresik bernama Adi. Banjir yang menenggelamkan prumahan Prisma Land lebih karena posisi perumahan itu memang dibawah ketinggian jalan. Sejak dulu sebelum perumahan dibangun memang sudah tempatnya air. Anehnya ada pengembang yang membangun perumahan disitu, otomatis begitu hujan seperti sekarang ya tenggelam.
Adi mengatakan Perumahan Prisma Land mulai dihuni setahun terakhir. Disitu terdapat 72 KK. Sedangkan jumlah rumah yang terdampak banjir totalnya 300 rumah. Sebenarnya pembangunan perumahan Prisma Land sudah melibatkan BPBD setempat dan sejak awal sudah diingatkan bahwa lokasi itu adalah kantong air. ucapnya.
Saat ini semua penghuni sudah pada mengungsi ke keluarga diluar perumahan. Sedangkan yang tidak ada keluarga mengungsi di rumah RT/RW atau di tampung di warga yang merasa iba.