PON Papua Harus Nyaman dan Aman

*M. Nabil, Ketua Harian KONI Jatim

PON Papua Harus Nyaman dan Aman
M. Nabil, Ketua Harian KONI Jawa Timur.

Namun, persoalan kedua yang jauh lebih penting, adalah masalah keamanan bagi semua kontingen peseta PON dari berbagai provinsi. Karena seperti kita ketahui bersama, kondisi di bumi Cendrawasih itu sempat mencekam. Tak hanya butuh perhatian seroius, namun harus ada jaminan keamaan bagi semua kontingen untuk berlaga di PON Papua pada 20 Oktober 2019 mendatang.

Bagaimana kesiapan kontingen Jawa Timur dengan adanya rasionalisasi cabor dan menyangkut keamanan, berikut petikan wawancara KoranTransparansi (wartatransparansi.com) dengan Ketua Harian KONI Jawa Timur, M. Nabil.

Gelaran Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 tinggal setahun. Papua pun disebut-sebut sangat fokus dalam menghelat ajang bergengsi ini. Dalam perjalanan, terjadi rasionalisasi jumlah cabang olahraga dan nomor pertandingan. Apakah sudah ada kepastian cabor apa saja yang dirasionalisasi ?

Sejauh ini belum ada surat keputusan resmi dari pemerintah pusat, soal berapa cabor yang akan bertanding, hingga nomor yang akan dipertandingkan.

Saat wacana rasionalisasi mencuat, jelas kami sangat menyayangkannya. Sangat terburu-buru, mengingat pelaksanaan PON tinggal setahun lagi. Bayangin saja, dari 47 menjadi 37 cabor. Padahal, selama ini puslatda sudah berjalan.

Apakah rasionalisasi tersebut merugikan Jawa Timur, dan apa pula dampak ke dalamnya (persiapan cabor yang sudah dilakukan) sejauh ini ?

Meski belum pasti, di antara cabor yang dihapus merupakan lumbung emas untuk kita. Sebut saja selam, sky air, dansa, dan lainnya. Itu kita punya semua. Kalau kemudan dihilangkan, ya gimana lagi.

Jika rasionalisasi tersebut kemudian secara resmi diputuskan oleh pusat, jelas berdampak pada kerugian kita. Tim sudah begitu lama melakukan persiapan dan memakan anggaran yang tidak sedikit. Apalagi, rasionalisasi itu diputuskan secara sepihak dan tidak ada alasan kuat.

Tetapi, itu semua (rasionalisasi) masih sebatas pernyataan dalam sebuah pertemuan di Kemenpora. Belum bersifat resmi. Makanya, kita bahkan KONI provinsi di luar Papua juga menunggu kepastiannya. Kami meminta agar KONI pusat segera melakukan komunikasi sebaik mungkin dengan KONI provinsi.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sebuah kesempatan mengatakan, PON dihelat di tiga daerah. Yakni, Kotamadya Jayapura, Kab. Jayapura dan Kab. Mimika. Bahkan Lukas Enembe juga meyakini bahwa kondisi keamanan masih kondusif. Namun, melihat dan mengikuti perkembangan yang terjadi di Bumi Cendrawasih dengan adanya peristiwa mengerikan, apakah itu berdampak pada psikologi atlet, dan langkah penting apa yang akan ditempuh untuk memberikan kepastian kenyamanan dan keamanan kepada kontingen Jawa Timur ?

Prinsipnya, kita dan semua KONI provinsi ingin PON Papua sukses, dan menjadi sukses bersama. PON menjadi media persatuan anak banga, pun sebagai momentum pembangunan dan kesejahteraan orang Papua. Semua ingin menyukseskan PON Papua dengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk bersama bergandengan tangan.

Sementara masalah kemanan, tentu butuh perhatian yang lebih serius. Perhatian terhadap para peserta PON yang berdatangan dari provinsi di luar Papua. Perhatian atas keamanan mereka dalam berolaharaga untuk menciptakan dan memberikan prestasi.

Kami sendiri buka pada posisi untuk bisa berbicara masalah itu (keamanan), sebab ada KONI pusat, PB PON, dan tuan rumah. Tugas merekalah memberikan jaminan atau garansi menyangkut keamanan.

Kita sendiri berusaha untuk membuat atlet untuk tetap nyaman dalam menyongsong dan ketika tampil di PON nanti. Kita kumpulkan semua pelatih agar mereka memberikan sebuah keyakinan kepada atlet-atletnya untuk tidak resah, atau takut saat di PON Pupua. Pelath juga harus bisa memberikan kenyamanan kepada atlet bahwa merka akan aman. (wetly)