BATU – Angka kemiskinan di Jatim sampai maret 2019 ternyata cukup tinggi. Berdasarkan catatan di Pemprov Jatim mencapai 10,37 % . Untuk kemiskinan di kota sebesar 6,84 % sementara di desa berada pada angka 14, 43 %. Angka tersebut merupakan kemiskinan pedesaan tertinggi di Indonesia.
Bukan hanya angka kemiskinan saja yang jumlahnya tergolong tinggi, namun juga jumlah angka stunting (gizi buruk), ungkap Gubernur Khofifah ketika membuka Rakor Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) tahun 2019 yang dilaksanakan di Klub Bunga Hotel and Resort, Kota Batu, Selasa (3/9).
Dua hal tersebut harus menjadi perhatian bersama. Jumlahnya saat ini masih berada pada kisaran 32,81% dibanding dengan rata- rata nasional sebesar 30,8 %.
Kondisi tersebut juga diatas rata- rata nasional sehingga ini memerlukan penanganan khusus dan serius.
Pemprov Jawa Timur kini serius untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) dengan menurunan angka kemiskinan stunting di Jatim menjadi konsentrasi Pemprov Jatim dalam pembangunan masyarakat di desa.
Melalui penurunan kedua masalah tersebut diharapkan dapat mendongkrak IPM yang bisa melahirkan generasi unggul yang memiliki daya saing yang tinggi sehingga memiliki dampak strategis dalam mempercepat penyejahteraan masyarakat Jatim.
“Jika SDM kita unggul, masyarakat berdaya maka Jawa Timur akan berkemajuan. Maka intervensi pembangunan di pedesaan di Jatim harus fokus terutama untuk menurunkan kemiskinan dan stunting ,” tegasnya
Dalam kesempatan Rakor Gubernur Khofifah menyampaikan pentingnya sebuah koneksitas digital sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas masing- masing desa sesuai dengan keunggulan yang dimiliki.