Dari berbagai transformasi ini, yang harus kita syukuri bersama adalah kisah dari perjalanan panjang Kota Kediri yang selalu membawa perubahan dan membawa kebaikan untuk masyarakat,” ujar Walikota Kediri.
Dirinya juga berpesan, untuk selalu menjaga kebudayaan leluhur ditengah keberagaman, modernisasi dan kemajuan teknologi saat ini. Seperti yang pernah disampaikan Presiden Pertama Indonesia Soekarno, jas merah Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Alhamdulillah karena terus melestarikan sejarah, Kota Kediri telah memperoleh berbagai hal positif, dimulai dari keharmonisan seluruh masyarakatnya dengan perbedaan yang ada.
Semangat inilah yang Pemerintah Kota Kediri abadikan sebagai tagline dari Kota Kediri yaitu Harmoni Kediri The Service City, sebuah kota harmonis dengan pelayanan prima dari pemerintah kepada masyarakatnya.” tutup Mas Abu.
Sekedar diketahui, Manusuk Sima ini selalu diperingati di setiap Hari Jadi Kota Kediri. Prosesi Manusuk Sima sendiri ibarat napak tilas pada lahirnya kota penuh sejarah ini.
Diawali dengan kirab prasasti oleh para seniman dan budayawan menuju panggung yang telah disediakan untuk berlangsungnya prosesi inti. Setelah itu, dibacakan naskah jawa yang menggambarkan awal mula Kediri. Dan, prosesi Manusuk Sima itu juga diiringi dengan tarian-tarian yang kental dengan tradisi di Kediri.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Bakorwil Renanto Adi Raharjo, Dandim 0809 Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, Wakil Kepala Polres Kediri Kota Kompol Iwan Sebastian, Ketua Pengadilan Negeri Sarah Louis Simanjutak, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu HS, dan Kepala OPD Pemerintah Kota Kediri.(bud)