KEDIRI – Manusuk Sima sebagai visualisasi dari sebuah peristiwa yang telah 8terjadi 1140 tahun yang lalu. Hal ini, untuk menunjukkan sejarah berdirinya Kota Kediri berdasarkan Prasasti Kwak yang ditemukan di Desa Ngabean, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah tahun 1892.
Pada prasasti tersebut, berangka tahun 801 saka atau tanggal 27 Juli 879 M. Untuk itu, setiap tanggal 27 Juli diperingati sebagai Hari Jadi Kota Kediri.
Dalam upacara Manusuk Sima tersebut, dihadiri Walikota Kediri dengan memakai baju Kediren beserta jajarannya, di Taman Tirtoyoso Kota Kediri, Sabtu
Pada kesempatan itu, Mas Abu sapaan akrab Walikota Kediri menjelaskan, bahwa manusuk sima ini mengandung arti penetapan sawah pategalan seluas empat tampah. Pelaksanaan penetapan sawah pategalan ini pada masa kejayaan Raja Rakai Kayuwangi, tanah sima ini sangat subur, dialiri air patirtan tirtoyoso sehingga dapat mensejahterakan masyarakat Kota Kediri pada 1140 tahun yang lalu.
Lebih lanjut Walikota Kediri mengungkapkan selama 1140 tahun, Kota Kediri telah mengalami beberapa kali transformasi. Dimulai dari dijadikannya Kediri sebagai ibukota kerajaan, kemudian dengan memiliki sebuah dermaga kapal pada masa itu, Kota Kediri menjadi kota dagang dengan Arab, Cina, Malaka dan Nusantara.
Kemudian, Transformasi selanjutnya ada di bidang ekonomi, mulai dari manufaktur lama yaitu pabrik gula, kemudian manufaktur baru yaitu industri rokok hingga saat Ini menjadi kota berbasis jasa.