Minimnya rambu-rambu dan infrastruktur pengamanan keselamatan serta kurangnya edukasi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab jatuhnya korban. Selain itu, terbatasnya petugas dan pengelolaan wisata yang masih dipegang perorangan juga menjadi kendala dalam memberikan jaminan keselamatan.
“Yang jadi kendala selain kurangnya infrastuktur dan rambu-rambu juga belum adanya pengelolaan wisata oleh pemerintah secara profesional. Sehingga standar wisata yang aman juga masih jauh dari harapan,” ujar Eko Hari Utomo Tim SAR Rimba Laut.
Rangkaian kegiatan Ekspedisi Destana 2019 di Desa Sumberejo juga mengajak para pemuda ikatan pelajar Nahdlatul Ulama untuk belajar bersama tentang cara penanganan dan langkah tanggap darurat bencana.
Pelatihan tersebut dilakukan mengingat wilayah Desa Sumberejo juga pernah terdampak tsunami pada 1994 silam. Tsunami itu merupakan bagian dari perluasan gelombang Tsunami Pancer di Banyuwangi.
Gunadi, nelayan Payangan bersaksi bahwa tsunami itu terjadi dua kali. Dari peristiwa itu, seorang warga menjadi korban.
“Dulu ada dua tsunami. Yang pertama kecil, dan yang kedua (tsunami susulan) besar. Banyak wanita ketakutan, panik dan menangis saat mengungsi di masjid. Rumah Dan perahu rusak,” kenang Gunadi.
Saat Tim Relawan Destana turun ke lokasi, memang belum ada rambu-rambu yang terpasang sebagai tanda peringatan dan juga informasi mengenai jalur evakuasi. Hal itu tentunya menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi hingga media massa, dalam rangka meningkatkan kapasitas warga di daerah rawan bencana.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan mengakui bahwa hingga hari ini upaya peningkatan kapasitas bagi warga desa masih jauh dari kata berhasil. Namun, pihaknya tidak akan berhenti dalam mewujudkan desa tangguh bencana. Oleh karena itu, melalui kegiatan seperti Destana ini setidaknya pemerintah pusat dapat menyerap aspirasi dari daerah sehingga solusi masif bisa segera dilakukan.
Teluk Love memang eksotis, namun tanpa bekal pengetahuan penanggulangan bencana, kawasan itu juga menjadi ancaman. Oleh karena itu, kenali bahayanya, siapkan strateginya, kurangi risikonya, siap untuk selamat. (wt)