banner 728x90

Pemprov Jatim Dorong Industri di Wilayah Ring 1 Kembangkan SDM dan Iptek

Pemprov Jatim Dorong Industri di Wilayah Ring 1 Kembangkan SDM dan Iptek

Untuk sektor industri pengolahan, perdagangan serta jasa, berpusat pada klaster 5 metropolitan atau ring 1 meliputi Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab/Kota Mojokerto dan Kab/Kota Pasuruan.

Sedangkan untuk sektor agrowisata, perkebunan dan perikanan  berada di klaster 4 yakni di Malang Raya.

“Ke depan Pemprov Jatim akan mengembangkan kawasan industri dan investasi yang tidak hanya berpusat di ring 1 yakni Kota Surabaya dan sekitarnya, tapi juga beberapa wilayah lain.

Apalagi saat ini sudah ada pengembangan infrastruktur yakni tol trans Jawa yang menghubungkan beberapa daerah,” kata Emil.

Untuk itu, ke depan, ia mendorong agar Surabaya-Malang mampu menjadi wilayah koridor 4.0 yang mengedepankan industri berbasis SDM dan Iptek.

“Apalagi kawasan ini memiliki keuntungan yakni panorama alam yang indah sehingga diminati untuk tempat tinggal serta SDM-nya memiliki kualifikasi tinggi untuk mendorong industri berbasis iptek yang lebih high value,” katanya.

Sementara itu, untuk industri yang berbasis padat karya, menurut Emil, masih ada peluang untuk mengembangkan di segmen baru. Seperti arah Lamongan ke Tuban, Jombang ke arah Ngawi, serta dari Probolinggo ke arah Situbondo.

Saat ini, total penyediaan kawasan industri di Jatim sendiri totalnya mencapai  36.851,28 Ha. Dengan rincian kawasan industri eksisting seluas 5.066,5 Ha yang diantaranya terdiri dari PT. Maspion Industrian Estate (341,5 Ha), PT. Surabaya Industrian Estate Rungkut (245 Ha) serta PT. Pasuruan Industrial Estate Rembang (563 Ha). Serta, pengembangan kawasan industri seluas 31.784,78 Ha yang tersebar di beberapa wilayah seperti Jombang, Tuban, Malang, Lamongan dan Banyuwangi.

“Kita juga ingin terpadu pengembangannya, artinya juga memikirkan dari sisi sarana prasarana pendukung seperti perumahan dan sebagainya untuk meminimalisir beban hidup dari tenaga kerja, sehingga walaupun mereka tidak berorientasi kepada hanya upahnya saja, tapi juga kepada biaya hidup dan kenyamanan hidup yang lebih baik,” pungkasnya. (min)