Selain sumber oksigen, wilayah setempat juga memiliki stalagtit-stalagtit yang begitu keren, dan indah.
“Di dunia ini, sektor riil apabila ingin tumbuh dengan cepat bisa dibangun lewat wisata,” ungkap Khofifah .
Sekarang yang harus dilakukan, sebut Gubernur Khofifah adalah bagaimana wisata di Kab Sumenep bisa dijaga dan dikembangkan, hingga tumbuh berseiring dengan tumbuhnya wisata religi, pondok pesantren dan suasana keulamaannya.
Untuk merevitalisasi kedua pelabuhan tersebut, Gubernur Khofifah menyebutkan, bahwa membutuhkan dana sebesar Rp. 60 Milyar. Dana tersebut berasal dari APBD Provinsi Jatim yang telah direncanakan sejak 2018.
“Dengan realisasi dana tersebut diharapkan secara bertahap kualitas bangunan infrastruktur yang dimilki dapat terus lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim mengatakan, saat ini wilayahnya mempunyai lima pelabuhan besar, yaitu Pelabuhan Dungkek, Rajasa, Raas, Sapeken dan Masa Lembu dengan 58 tambatan.
Di Kabupaten Sumenep sendiri, sebut Bupati Abuya Busyro Karim mempunyai 126 pulau. Dan keempat puluh enam pulaunya telah berpenghuni. Sedang potensi wisatanya telah banyak dikembangkan oleh Pemkab Sumenep. Hanya, persoalan sarana dan prasarana penunjangnya dinilai masih membutuhkan pengembangan lagi.
“Sumenep berharap perhatian dari Pemprov. Jatim karena banyak potensi-potensi yang belum tergali ,” pungkasnya.
Selain dilakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pengembangan Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang , gubernur Khofifah juga menyerahkan 125 paket sembako kepada kaum duafa dan yatim piatu. (fir)