Opini  

Stempel Demokrasi Hari Buruh

Oleh Joko Tetuko-pemimpin redaksi Transparansi

Stempel Demokrasi Hari Buruh

Oleh : Djoko Tetuko

Pemimpin Redaksi Transparansi

Secara internasional, 1 Mei (May Day) diperingati sebagai hari buruh. May Day mengalami proses panjang di Indonesia, bahkan organisasi buruh dengan slogan mensejahterakan buruh, harus melakukan berbagai model demo dan unjuk rasa, serta melakukan pendekatan ke berbagai pihak, pengusaha dan pemerintah.

Sejarah sempat mencatat nama buruh dari Nganjuk Jawa Timur, Marsinah, ketika harus meregang nyawa dalam perjuangan ingin memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan buruh.

Demo dengan mengerahkan ribuan buruh dengan berbagai tuntutan, masih menjadi simbol perjuangan buruh, walaupun sesungguhnya nasib buruh bukan tambah membaik, tetapi dengan diberi May Day (hari buruh, 1 Mei) nasib buruh masih lemah dan tidak memiliki daya tawar tinggi dalam memperjuangkan nasib mereka sebagai buruh kontrak (dengan sistem sepihak).

Karena itu, stempel Hari Buruh tidak lebih hanya sekedar simbol bahwa demokrasi terhadap buruh ada. Bahkan Stempel Demokrasi Hari Buruh menandakan bahwa ada perjuangan buruh di Indonesia, dan ada perjuangan atas kesejahteraan dan kemakmuran buruh di Indonesia.

Sekedar mengingatkan bahwa ada 7 catatan sejarah sebagai pintu kelahiran Hari Buruh Internasional; (1) Sejarah kelam buruh, bekerja 20 jam hingga diproses hukum; (2) Lahir organisasi buruh atau serikat pekerja; (3) tuntutan pada Hari Buruh pertama di dunia; (4) Penetapan 1 Mei sebagai Hari Buruh; (5) Hari Buruh Internasional di Indonesia dikaitkan dengan komunisme; (6) Aksi mogok kerja besar-besaran di Indonesia; dan (7) SBY menetapkan Hari Buruh Internasional 1 Mei di Indonesia.

Sekedar mengingatkan pula bahwa Hari Buruh di Indonesia baru sebatas peringatan dan hari libur nasional, belum menyentuh perjuangan paling mendasar. Bagaimana pekerja/buruh beserta keluarganya mendapat kepastian hukum dan tidak diombang-ambingkan model kontrak kerja sepihak?

Bagaimana pekerja/buruh mendapatkan upah sesuai dengan ketentuan, bukan dipermainkan dengan kebijakan?. Bagaimana pekerja/buruh menuju kehidupan makmur dan sejahtera, juga menjaga pengusaha dan pemerintah semakin berwibawa.

Sejarah
Pada 1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja sedunia, setelah dilangsungkan kongres internasional pertama di Jenewa, Swiss, 1886, dan dihadiri organisasi pekerja dari berbagai negara.

Tuntutan mereka masih sama: Pengurangan jam kerja menjadi delapan jam sehari. Pada 1 Mei dipilih karena mereka terinspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada 1872. Buruh di negara itu menuntut delapan jam kerja seperti buruh di AS, dan mereka berhasil. Delapan jam kerja di Kanada resmi diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Namun, ada kisah kelam yang membedakan Kanada dengan AS. Buruh AS ditembaki polisi pada aksi 1-4 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya delapan jam kerja di Kanada. Sekitar 400 ribu buruh di AS menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Penembakan itu terjadi pada hari terakhir yang menewaskan ratusan orang. Pemimpin buruh itu juga ditangkap dan dihukum mati.

Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket. Sebagai penghormatan pada aksi itu, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hal ini memperkuat keputusan Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa pada 1886.