Selain itu, luasan Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga perlu diantisipai mengingat banyaknya saksi-saksi yang akan terlibat.
Apalagi, berdasarkan data jika setiap level menghadirkan saksi maka jumlahnya bisa mencapai lebih dari 50 orang.
“Luasan TPS ini harus benar-benar dihitung, agar dalam pelaksanaannya nanti semua bisa merasakan nyaman dan aman,” pungkas Gubernur Khofifah.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri/Mendagri RI Tjahjo Kumolo menyampaikan, bahwa mahasiswa diharapkan mampu menggerakkan, dan mengorganisir lingkungannnya untuk berpartisipasi politik.
Hal ini penting dilakukan karena mahasiswa merupakan kelompok intelektual yang memiliki persepsi politik dan kepekaan sosial yang tinggi, sehingga bisa memperkuat nilai kebangsaan dan membangun kualitas demokrasi.
Ditambahkan, mahasiswa diharapkan ikut mengawal dan mengawasi jalannya pesta demokrasi ini.
Misalnya, dengan mengingatkan bahwa selama masa kampanye yang diutamkan adalah adu program bukan adu ujaran kebohongan/kebencian (hoax) ataupun SARA.
“Mari kita kawal bersama proses demokrasi ini dengan selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Oleh sebab itu, sebagai bagian dari masyarakat yang baik mari ikut mempelopori ikut memilih dan jangan golongan putih atau golput,” ajak Mendagri Tjahjo Kumolo.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Rektor UWK Surabaya, jajaran pejabat di lingkup UWK Surabaya, akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya, dan ratusan mahasiswa dan mahasiswi UWK Surabaya. (min)