Pemberdayaan Dalam Organisasi
Penulis : Dr. Suhermin, SE., MM
Sekretaris Program Doktor Ilmu Manajemen
STIESIA Surabaya
Istilah pemberdayaan telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari manajemen. Strategi lain yang digunakan oleh organisasi untuk mengembangkan karyawan dalam menghadapi permasalahan organsasi adalah dengan cara memberdayakan karyawan. Pemberdayaan merupakan otoritas dalam membuat keputusan di area tanggung jawab seseorang tanpa meminta persetujuan orang lain. Istilah “pemberdayaan” umumnya digunakan untuk merujuk kepada sebuah bentuk keterlibatan karyawan inisiatif yang meluas dari tahun 1980-an dan memusatkan perhatian pada tugas berbasis keterlibatan dan perubahan sikap.
Pendapat lain menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan salah satu cara pengembangan karyawan melalui employee involvement yaitu dengan memberi wewenang tanggung jawab yang cukup untuk menyelesaikan tugas dan pengambilan keputusan. (Chaudron, 1995). Penerapan pemberdayaan dalam organisasi, terdapat hubungan antara kekuasaan dengan kepercayaan diri, otoritas manajerial, dan pengharapan terhadap komitmen kontributor.
Walaupun pemberdayaan sama dengan delegasi wewenang, ada dua karakteristik yang menjadikannya unik. Pertama, karyawan didukung untuk memakai inisiatif mereka sendiri. Kedua, pemberdayaan karyawan tidak hanya memberi otoritas, tetapi juga sumber daya sehingga mereka mampu membuat keputusan dan memiliki kekuasaan untuk diimplementasikan.
Pemberdayaan bermaksud meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah, dan lain-lain yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-hambatan sebanyak mungkin guna membebaskan organisasi dan orang-orang yang bekerja di dalamnya, melepaskan mereka dari halangan-halangan yang hanya memperlamban reaksi dan merintangi aksi mereka (Stewart, 1998). Dalam pemberdayaan karyawan dianggap bersedia menerima tanggung jawab dan bersedia meningkatkan pekerjaan serta relasi sehari-hari. (Arthur, 1994).
Partisipasi dalam pengambilan keputusan berkisar mulai dari manager menanyakan pendapat segelintir pekerja sampai sang manager melibatkan semua pekerja dalam pengambilan keputusan suatu kelompok. Sebuah studi dari partisipasi pegawai (pemberdayaan) dalam promosi, evaluasi pekerjaan konten, teknologi berubah, bekerja standar, kebijakan keuangan, biaya kontrol, struktur organisasi, ukuran angkatan kerja, program-program keselamatan, metode kerja, dan harga.