Surabaya – Perhelatan Jatim Fair tahun 2018 yang diselenggarakan Pemprov Jawa Timur di Grand City Surabaya dari tahun ketahun makin menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Bukan saja soal nilai transaksinya, namun dari sisi pengunjung meningkat tajam.
Sekdaprov Jawa Timur DR Heru Tjahjono mengaku gembira bahwa pemeran dagang ini ternyata mamu menyedot ribuan pengunjung dan transaksi miliaran. Tercatat sejak dibuka pada tanggal 9 sampai 14 Oktober, pameran umkm/ukm rersebut dikunjungi 102.000 atau terjadi kenaikan 31,37 persen. Jumlah itu sampai pada Sabtu sore. Dan sangat mungkin bisa berkembang sampai saat pameran bisnis ditutup.
Sedangkan nilai tarnsaksi tidak langsung (by order) meliputi tiga prodyuk yaitu furnitur, kulit, craf dan sepeda listrik Tianjin serta perhiasan menapai Rp 11,70 miliar. Dan transaksi off line mencapai Rp 40,5 miliar.
Sebaliknya transaksi onlibe (bukalapak) yang mengunjungi dan bertanya tentang sinergitas ,encapai 2500 orang. Namun yang benar benar mendaftar di bukalapak saat pameran 260 UKM atau meningkat hingga 206,32 persen. Ini hal baru bagi UKM masuk di pasar online bebasis digital. Tegas Heru Tjahjono usai penutupan Jatim fair, Minggu (14/10/2018) malam.
Heru Tjahjono mengaku sangat gembira atas sukses kegiatan ini. Jatim fair merupakan media ekonomi yang sangat bagus. Terimakasih kepada semua peserta atas partisipasinya dan kedepan harus lebih ditingkatkan lagi. Ini sukses penyelenggaraan, sukses pelaksanaan dan sukses transaksi.
Dijelaskan, di era digitalisasi kita dipaksa untuk menguasasi teknologi. Transaksi apapun tidak lagi menggunakan pola pola tradisional melainkan harus mengunakan teknologi. Apalagi merka yang bergerak disektor ekonomi seperti ukm/umkm, harus sudah berubah polanya. UKM/UMKM memiliki potensi ekonomi sangat luar biasa.
Di Indonesia, kata Sedaprov Jawa Timur Heru Tjahjono, ada 132 juta lebih pengguna internet dan 106 juta lebih pengguna aktif social media serta 92 juta lebih pengguna social mobile. Provinsi Jawa Timur melihat pelung ini. Dam meeka yang begerak di sekor ukm/umkm Jawa Timur harus mampu menguasai teknologi.
Data sensus ekonomi 2016, jumlah umkm jawa timur sebanyak 12,1 juta orang, terdiri dari 4,6 juta umkm non pertanian dan 7,5 juta usaha pertanian dengan memberikan share terhadap pembentukan pdrb jawa timur 2017 sebesar 57,52%.
Berangkat dari fakta diatas, maka makmurkan jawa timur melalui industri umkm berbasis digital adalah suatu keniscayaan. Oleh karenanya umkm harus tanggap terhadap era digital yang digunakan untuk proses produksi dan pemasaran sehingga mampu berdaya saing.
Pameran Jatim Fair merupakan representasi kekuatan umkm jawa timur.
“Saya berharap dengan pameran jatim fair, pelaku ukm/umkm harus berani membranding produknya yang berdaya saing. Pemahami perilaku konsumen sehingga mampu melakukan peningkatan kualitas baik produk, packaging, ingredian produk,” tegas Heru Tjahjono. (min)