Emil mengatakan teman teman pemuda ini jangan hanya dijadikan komoditas politik tetapi harus menjadi penguat dan penajam program yang dijalankan pemerintah. Pemuda harus terlibat pembuatan program, ikut merancang sampai pelaksanaanya. Pemuda juga harus konsisten dalam pelaksanaan proagram tersebut.
Menyangkut soal ancaman mahasiswa yang akan melakukan demo , Emil mengatakan, pemerintahan mana yang seneng didemo kecuali aksi damai. Tetapi disisi lain ,pemerintah harus siap di demo. Mereka harus dikanalisasi. Sebab demo itu bisa menjadi cerminan karena kebuntuhan komunikasi antara pemerintah dengan pemuda atau masyarakat.
Karena itu kami apresiasi sekali atas prakarasa Pak Agoeng Prasojo dan teman teman AMPG yang sudah menginisiasi dan mengundang kelompok kelompok pemuda, mahasiswa untuk dialog semacam ini. Kalau perlu sesering mungkin. Format dan tempat tidak harus seperti ini. Kami siap kapan dan dimana saja. Tidak hanya momentum kampanye, setelah pilgubpun kami siap.
Ini agar supaya mahasiswa juga bisa mengawasi kinerja pemerintah. Kita tidak boleh alergi untuk tetap ketemu mahasiswa.
Menyinggung soal dukungan pemuda dan mahasiswa, Emil Dardak menyatakan, saya tidak berhitung secara matematis. Tetapi bahwa saya sebagai generasi milenial berharap bisa menjawab harapan teman teman pemuda.
Bukan kepemimpinan yang gaoul, melainkan kepemimpinan yang mengedepankan dari tidak bisa melainkan mengedepankan yang bisa. Kepemipinan yang responshif, tidak reaktif. Saya berharap pemuda bisa dalam satu frequensi.
Sementara itu Ketua AMPG Kota Surabaya Agoeng Prasojo menyatakan dialog cawagub dengan mahasiswa yang dikemas dalam Cangkrukan dengan Cak Emil memenuhi keinginan sejumlah mahasiswa. Ini agar supaya keinginan dan yang dimaui kelompok mahasiswa bisa didengar. Bahkan menjadi pertimbangan kedepannya.
Dalam kesempatan tersebut Agoeng Prasojo juga berkesempatan mengenakan jaket kebesaran AMPG kepada Cawagub Emil Dardak . (min/den)