Di antara grup WhatsApp ada grup alumni Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo, dari berbagai informasi itu ada 2 (dua) kemasan Informasi, sudah jelas konsisten serta banyak bermanfaat :
Pertama, tadarus modern digital melalui handsphone. Kedua, kisah Rasululloh Muhammad SAW. Berbagai informasi saling silang juga bertebaran, kadang menyenangkan, kadang menjengkelkan, kadang juga membuat tertawa, kadang gado-gado, kadang hoaxs.
Tentu saja, tadarus modern digital dengan menggunakan grup WhatsApp juga banyak dilakukan grup lain. Dan alhamdulillah di antara “keliaran” informasi yang kadang tidak bermanfaat, masih ada upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca Al-Qur’an atau tadarus modern digital.
Jum’at (24/4/020) malam sebelum pukul 00:00 dan Sabtu (25/4/2020) setelah pukul 00:00, (setelah menikmati puasa Ramadahan sehari dan tarawih aroma Corona) melihat pembagian juz dari admin tertera mendapat jatah juz 24, maka bergegaslah mengambil wudlu kemudian mengambil mushaf Al-Qur’an, membaca (insyaAllah) dengan tartil. Pada juz 24 ada surat Fussilat ayat 25;
“Wa qayyaḍnā lahum quranā`a fa zayyanụ lahum mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa ḥaqqa ‘alaihimul-qaulu fī umaming qad khalat ming qablihim minal-jinni wal-ins, innahum kānụ khāsirīn”.
Artinya “Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jinn dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”.
Tafsir Al-Quran dari Surat Fussilat ayat 25. Kami mengirimkan kepada orang-orang kafir itu rekan-rekan dari setan yang menempel mereka, maka rekan-rekan dari setan itu menghiasi bagi mereka kekufuran, kemaksiatan, pengingkaran kepada kebangkitan dan pembalasan, maka azab pun berlaku atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi, dimana mereka merugikan diri dan keluarga mereka pada hari Kiamat dengan masuk ke dalam api Neraka.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) manafsirkan ; Dan Kami menyiapkan untuk orang-orang zhalim yang ingkar itu kawan-kawan yang rusak dari setan jin dan manusia, lalu para setan itu menghiasi perbuatan buruk mereka di dunia, dan mengajak mereka kepada kenikmatan dan syahwatnya yang haram, serta membuat mereka lalai terhadap kehidupan akhirat yang menanti mereka, sehingga mereka pun melupakannya dan tidak mengingatnya, para setan itu mengajak mereka untuk mendustakan hari kebangkitan, maka dengan itu mereka berhak masuk neraka bersama umat-umat terdahulu dari kalangan jin dan manusia yang kafir.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi (dalam) amal perbuatan mereka di dunia, dan terhadap diri serta keluarga mereka pada hari kiamat.
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 25. وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَآءَ (Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman) Yakni Kami berikan mereka setan-setan yang menjadi teman mereka sehingga setan-setan itu akan menyesatkan mereka. فَزَيَّنُوا۟ لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ(yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan mereka) Yakni memandang baik urusan duniawi dan syahwatnya, dan setan-setan itu menjerumuskan mereka kepada kemaksiatan, serta mengindahkan perilaku mereka yang tidak menghiraukan akhirat sehingga mereka mengatakan tidak ada hari kebangkitan, hisab, surga, maupun neraka. وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ(dan tetaplah atas mereka keputusan azab) Yakni ditetapkan mereka azab. فِىٓ أُمَم(pada umat-umat) Yakni umat-umat yang kafir. قَدْ خَلَتْ(yang terdahulu) Yang telah berlalu. مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ (sebelum mereka dari jinn dan manusia) Di atas kekafiran. إِنَّهُمْ كَانُوا۟ خٰسِرِينَ (sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi) Yakni orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri akibat mendustakan para rasul dan keburukan amalan mereka; dan mereka tidak mendapat keuntungan apapun.
Ketika membaca surat itu pada ayat 38 ada perintah sujud karena ayat sajadah . Tafsir Al-Quran dari Surat Fussilat ayat 38. Bila mereka menyombongkan diri dan berpaling, tidak bersujud kepada Allah sang Khalik, maka para Malaikat yang ada di sisi Allah bertasbih dan bertahmid kepada-Nya siang dan malam, mereka tidak pernah bosan untuk beribadah kepada Allah.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menafasirkan, Bila orang-orang musyrik itu menyombongkan diri dengan menolak untuk sujud kepada Allah, maka sesungguhnya para malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak menyombongkan diri untuk itu, sebaliknya mereka bertasbih dan menyucikan Allah dari segala kekurangan di waktu siang dan malam, mereka tak henti-hentinya melakukan itu dan tidak pernah bosan.
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 38. (Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu) Yakni jika mereka enggan untuk menjalankannya maka sesungguhnya para malaikat tidak enggan untuk menyembah-Nya, bahkan mereka senantiasa bertasbih kepada Allah siang dan malam tanpa rasa bosan dan lelah.
Juga ada ayat 44 dimana artinya;
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”.
Tafsir Al-Quran dari Surat Fussilat Ayat 44. “Seandainya Kami menurunkan Al-Qur`ān ini bukan dengan bahasa Arab, niscaya orang-orang kafir akan berkata, “Seandainya ayat-ayatnya dijelaskan agar kami memahaminya. Apakah Al-Qur`ān hadir dengan bahasa Ajam sedangkan orang yang membawanya adalah orang Arab?” Katakankah kepada mereka -wahai Rasul-, “Al-Qur`ān bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul adalah hidayah dari kesesatan dan penyembuh bagi apa yang ada di dalam dada berupa kebodohan dan dampaknya.” Dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, telinga mereka tersumbat, mata mereka buta sehingga mereka tidak memahaminya. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat demikian seperti orang yang diseru dari tempat yang jauh, bagaimana mungkin mereka mendengar seruan tersebut?