Ketua PWI Jatim: Media Tidak Berubah akan Kehilangan Relevansi dan Audiens

Ketua PWI Jatim: Media Tidak Berubah akan Kehilangan Relevansi dan Audiens
Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Media yang gagal beradaptasi dengan perubahan zaman akan semakin terpinggirkan dalam persaingan industri informasi. Karena perkembangan teknologi informasi berbasis digital yang melaju secara eksponensial dinilai tidak lagi memberi ruang bagi perusahaan media untuk bersikap stagnan.

Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, H Lutfil Hakim, melihat kelanjutan fase penting transformasi industri media dari tahun 2025 ke tahun 2026.

“Transformasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Media yang tidak berubah akan kehilangan relevansi dan audiens,” ujar Lutfil yang akrab disapa Cak Item.

*Media Konvensional di Persimpangan Jalan*

Menurut Lutfil, media konvensional kini berada di persimpangan jalan akibat perubahan perilaku konsumsi informasi masyarakat, disrupsi platform digital, serta pergeseran belanja iklan yang mengguncang fondasi model bisnis lama.

Perusahaan media yang tidak segera melakukan penyesuaian —baik dari sisi teknologi, strategi konten, maupun model bisnis— berisiko kehilangan kepercayaan publik dan pangsa pasar.

Meski begitu, Lutfil menekankan bahwa kualitas jurnalistik dan kredibilitas tetap menjadi aset terbesar industri pers yang tidak dapat digantikan oleh algoritma maupun kecerdasan buatan (AI).

*Kolaborasi dan Monetisasi Baru Jadi Kunci Bertahan*

Di tengah dominasi platform digital global, kolaborasi ekosistem disebut sebagai strategi krusial untuk memperluas jangkauan audiens. Kerja sama antar-media, kolaborasi dengan kreator konten, hingga kemitraan lintas industri menjadi kebutuhan mendesak.

Selain itu, perusahaan pers dituntut mengembangkan strategi monetisasi baru. Ketergantungan pada iklan tradisional dinilai tidak lagi berkelanjutan.

Editor: Wetly