BPBD dan FPRB Gelar Jambore Pengurangan Resiko Bencana

BPBD dan FPRB Gelar Jambore Pengurangan Resiko Bencana
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jawa Timur , Sriyono

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur bersama Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) akan menggelar Jambore lll FPRB mulai tanggal 12-14 September di Pantai Grand Watudodol Banyuwangi.

‘Jambore juga diarahkan sebagai bagian dari kontribusi daerah menuju Bulan PRB Nasional. Beberapa agenda utamanya meliputi dialog strategis, penguatan rencana adaptasi perubahan iklim dan inklusi sosial, serta memperluas jejaring kemitraan lintas sektor.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jawa Timur , Sriyono menegaskan, sekitar 96 persen penyelamatan saat bencana dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, mulai dari keluarga, tetangga, hingga komunitas.

Didepan puluhan wartawan, Sriyono menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat adalah kunci dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB). “Faktanya, lebih dari 96 persen penyelamatan saat bencana dilakukan oleh masyarakat itu sendiri,” ujar Sriyono di Ruang Anjasmoro, Kantor Diskominfo Jatim, Surabaya, Kamis(11/9/2025).

Menurutnya, program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana/Keltana) dan Keluarga Tangguh Bencana (Katana) menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan masyarakat dari level paling dasar. Namun, tantangan seperti minimnya peran tokoh lokal, koordinasi antarlembaga yang belum optimal, hingga rendahnya kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana masih harus diatasi.

Sementara itu, Achmad Chusairi dari FPRB Jawa Timur, menekankan pentingnya peran FPRB dalam mendukung pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. “Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 menegaskan bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha,” tegasnya.

Sejak berdiri pada 2013, FPRB Jatim kini hadir di 28 kabupaten/kota dengan jaringan lebih dari 250 organisasi relawan. Melalui advokasi, edukasi, penyusunan peta risiko partisipatif, hingga respons cepat berbasis komunitas, forum ini konsisten membangun ketangguhan masyarakat.

Jambore FPRB Jatim 2025 juga diarahkan sebagai bagian dari kontribusi daerah menuju Bulan PRB Nasional. Beberapa agenda utamanya meliputi dialog strategis, pertukaran praktik baik, penguatan rencana adaptasi perubahan iklim dan inklusi sosial, serta memperluas jejaring kemitraan lintas sektor.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Jatim, Putut Darmawan, menegaskan pengurangan risiko bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif komunitas serta peran media dalam menyebarkan informasi yang benar,” ujarnya.

Dengan semangat kolaborasi, kegiatan ini diharapkan memperkuat budaya sadar bencana di Jawa Timur serta menjadikan desa dan keluarga sebagai garda terdepan dalam menghadapi ancaman bencana. (*)

Penulis: Amin