Islam Berkembang di Rusia, belum “Membumi”

Laporan Djoko Tetuko, Dirut Media Koran Transparansi, perjalanan menuju Rusia, bag-16

Islam Berkembang di Rusia, belum “Membumi”

MOSKOW (Wartatransparansi.com) – Salah satu begitu tertarik ikut mengunjungi Rusia, karena punya sejarah masa lalu tertutup. Apalagi bagi warga negara Indonesia, komunis dan sekarang  perkembangan Islam di Rusia, begitu cepat, tetapi ternyata belum secara otomatis mudah “membumi”, dengan mudah mencari tempat ibadah dan makanan halal.

Terbukti, selama di Rusia, belum merasakan sholat di mushola atau masjid. Termasuk di bandara Moskow maupun Saint Petersburg.

Bahkan sempat sholat dhuhur-Ashar di bandara domestik Moskow dengan memanfaat ujung jalan, dan dalam perjalanan beberapa kali minta tempat di restaurant dan toko untuk mengerjakan sholat.

Mengunjungi Moskow dengan perkembangan jumlah penduduk muslim di Eropa terbesar, ternyata tidak otomatis “membumi” atau ada tempat beribadah di keramaian publik, dan mudah membeli makanan halal, tersedia di pusat-pusat keramaian, kecuali di daerah kawasan banyak restaurant Timur Tengah.

Seperti diketahui, persentase umat Muslim di Rusia sangat bervariasi tergantung sumber datanya, tetapi secara umum diperkirakan antara 6,5% hingga 20% dari total populasi, atau sekitar 9,4 juta hingga 28 juta orang, dengan pertumbuhan Muslim yang pesat dan Islam menjadi agama terbesar kedua di negara itu. Angka yang lebih spesifik bisa sangat berbeda.

Tapi, untuk wilayah tertentu, di Republik Chechnya dan Ingushetia, persentase Muslim sangat tinggi, mencapai 96% dan 97%.

Data dari Wikipedia sekarang berjumlah 6,5%: Angka ini berasal dari Wikipedia, yang menyatakan ada sekitar 9,4 juta Muslim di Rusia.

Sedangkan data YouTube mencapai 15-20%. Perkiraan lain dari YouTube menyebutkan ada 15 hingga 20 juta Muslim, yang setara dengan sekitar 15-20% populasi.

Sementara 41% Kristen Ortodoks. Wikipedia juga mencatat bahwa 41% populasi menganut Kristen Ortodoks.

Muslim di Moskow adalah komunitas yang signifikan dan beragam, dengan perkiraan 2,5 hingga 3 juta orang yang tinggal di sana, menjadikannya kota Muslim terbesar di Eropa di luar negara-negara mayoritas Muslim.

Mereka mempertahankan identitas mereka melalui tradisi, makanan halal, dan kegiatan keagamaan di fasilitas seperti Masjid Katedral Moskow, yang berfungsi sebagai pusat penting bagi komunitas Muslim di ibu kota Rusia. Kehadiran mereka mencerminkan pertumbuhan Islam di Rusia dan kebijakan pemerintah yang mendukung integrasi Muslim sebagai bagian dari warisan budaya nasional.

Moskow adalah rumah bagi jumlah Muslim terbesar di Eropa, dengan perkiraan 2,5 hingga 3 juta orang dari populasi kota yang jauh lebih besar.

Komunitas Muslim ini beragam, termasuk penduduk etnis Rusia, migran dari bekas republik Soviet di Asia Tengah, serta komunitas Muslim dari negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, yang meningkatkan jumlahnya secara signifikan sejak runtuhnya Uni Soviet.

Seperti diketahui, runtuhnya Uni Soviet dipengaruhi oleh paham sosialis yang diterapkan pada sistem perekonomian negara. Jadi, segala urusan dalam proses ekonomi harus melibatkan peran pemerintah. Akibatnya aset yang bisa dikelola swasta akhirnya gagal karena harus menunggu instruksi pemerintah pusat.

Pembubaran Uni Soviet atau Keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991, yang terjadi setelah kebijakan reformasi Glasnost dan Perestroika yang dijalankan oleh Mikhail Gorbachev justru mempercepat disolusi negara tersebut karena menimbulkan oposisi dan keinginan negara-negara bagian untuk merdeka.

Bahkan, Uni Soviet mengalami kemerosotan ekonomi, yang kemudian diperparah oleh kebijakan-kebijakan yang tidak berhasil.

Kebijakan Glasnost, Kebijakan keterbukaan yang bertujuan untuk mengurangi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan ini, justru membuka ruang bagi kritik terhadap sistem komunis dan memicu berkembangnya nasionalisme serta gerakan separatisme.

Kebijakan Perestroika sebagai kebijakan restrukturisasi politik dan ekonomi ini, dimaksudkan untuk memperbaiki sistem yang stagnan, namun malah menciptakan ketidakstabilan politik dan pertentangan antara kelompok konservatif dan radikal.

Akibat dari kebijakan reformasi dan meningkatnya tuntutan dari berbagai negara bagian, banyak negara bagian Uni Soviet yang satu per satu mendeklarasikan kemerdekaannya.

Puncak keruntuhan terjadi pada 25 Desember 1991, ketika Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet, yang secara resmi menandai berakhirnya negara tersebut.

Perkembangan muslim di Rusia, hampir 35 tahun belum “membumi”, sehingga gerakan dan aktifitas muslim, terutama tempat ibadah dan restaurant halal, belum banyak dijumpai.

Perjalanan dari Saint Petersburg dan Moskow, masih belum banyak perubahan. Di pasar pasar tradisional dan keramaian, hanya ada gerakan Krosten Ortodok yang 41 persen penganutnya, di Rusia.