Kementrian PU Apresiasi Komitmen Pertahankan Kekhasan Arsitektur Lokal

Kementrian PU Apresiasi Komitmen Pertahankan Kekhasan Arsitektur Lokal
Bupati Anas Menerima Plakat dari Kementerian PU

BANYUWANGI – Kementrian Pekerjaan Umum (Kemen PU) memberikan apresiasi atas komitmen Banyuwangi dalam mempertahankan identitas lokal pada banyak desain gedung dan bangunan yang ada di daerah. Ini menjadi contoh dalam pengembangan arsitektur yang mengadopsi kearifan arsitektur nusantara.

Hal itu dikatakan Direktur Bina Penataan Bangunan Kementrian Pekerjaan Umum Iwan Supriyanto pada acara konsultasi teknis peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan yang berlangsung di Banyuwangi. Acara tersebut dihadiri jajaran Dinas PU dari 38 kabupaten/kota se Provinsi Jawa Timur.

Iwan mengatakan saat ini di Indonesia sudah menjamur pembangunan gedung tinggi dan multifungsi. Namun tidak dipungkiri, pembangunan gedung dan bangunan tersebut banyak yang terimbas oleh kemajuan teknologi dan budaya luar. Hal ini memudarkan ciri khas lokal yang menjadi kekayaan daerah di Indonesia.

Sehingga identitas tiap daerah tetap terjaga dari gedung-gedungnya. Sesuai amanat presiden akar pembanguan kita diperlukan perda bangunan gedung yang merupakan amana persyaratan administrartif dan teknis. Keselamatan, kenyamanan kesehatan kemudahan kenyamanan. “Sebuah bangunan seyogyanya mencerminkan budaya masing-masing, sehingga identitas tiap daerah tetap terjaga. Ini menjadi hal yang penting dalam mempertahankan kekayaan arsitektur lokal nusantara,” kata Iwan.

Banyuwangi sendiri, kata Iwan merupakan salah satu daerah yang berkomitmen tinggi melestarikan kekayaan arsitektur lokalnya. Meskipun menjadi daerah yang pesat pertumbuhannya, tidak membuat Banyuwangi meninggalkan ciri khas tradisi dan budayanya. Hal ini nampak dari berbagai desain arsitektur yang berdiri, mulai gedung bandara, hotel dan tempat-tempat publik lainnya.

“Saat saya sampai di bandara Banyuwangi saya langsung tahu kalau bandara tersebut di desain oleh arsitek profesional. Sangat unik dengan ciri kelokalannya sangat terasa, bahkan saya lhat ada Kiling (kincir angin khas suku Using) juga disana,” ungkapnya.