Kementrian PU Apresiasi Komitmen Pertahankan Kekhasan Arsitektur Lokal

Kementrian PU Apresiasi Komitmen Pertahankan Kekhasan Arsitektur Lokal
Bupati Anas Menerima Plakat dari Kementerian PU

Iwan juga terkesan dengan Banyuwangi karena melibatkan ahli profesional dalam mendesain gedung dan bangunan yang didirikan. Ini merupakan salah satu aspek penting yang harus dilakukan oleh pembuat kebijakan.

“Komitmen pemimpin (Bupati-red) Banyuwangi ini perlu diacungi jempol, karena setiap bangunan penting di daerahnya wajib dipresentasikan di hadapannya untuk memastikan kekhasan lokal terakomodir dalam arsitektur bangunan tersebut,” jelas Iwan.

Namun, Iwan meminta Banyuwangi segera membentuk Tim Ahli Bangunan dan Gedung yang fungsinya semacam pengawas bangunan suatu kota. Dan ini harus tertuang secara legal, seperti dalam Peraturan Bupati. “Ini akan lebih sustain, karena ada aturan resmi yang mengaturnya. Jadi siapapun pemimpinnya, selama ada TAGB ini mereka akan langsung men-supervisi bangunan yang akan didirikan. Dan, Banyuwangi juga sedang dalam proses menyusun ini,” pinta Iwan.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan masalah penataan bangunan dan lingkungan kuncinya ada pada komitmen daerah. Termasuk dalam hal memasukkan unsur lokal dalam arsitektur bangunan dan gedung. “Banyuwangi berkomitmen untuk melakukan penataan ruang terhadap wilayahnya untuk kepentingan jangka panjang. Salah satunya dengan menitipkan identitas budaya ke dalam arsitektur bangunan yang didirikan dan ini membutuhkan intervensi dari pimpinan daerah langsung,” kata Bupati Anas.

Menurut Anas, langkah tersebut dilakukan karena arsitektur lokal menjadi identitas dan daya tarik yang membedakan Banyuwangi dengan daerah lain. Selain itu arsitektur dengan ke khasan lokal juga menjadi bagian warisan budaya yang bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang. “Kita ingin agar ke khasan lokal menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Dan masyarakat Banyuwangi juga bangga dengan apa yang dimiliknya,” ujar Anas.

Selama ini, lanjut Anas, Banyuwangi juga memiliki perhatian yang tinggi terhadap pengendalian tata ruang. Misalnya saja Pemkab Banyuwangi tidak memberikan izin mendirikan banguna (IMB) di sekitar bandara. Sehingga lansekap persawahan di sekitar bandara tetap terjaga. “Itu bagian dari positioning. Karena untuk diferensiasi dengan bandara di kota lain, sehingga orang turun dari pesawat sudah langsung terasa keunikan Banyuwangi. Apalagi terminal bandaranya unik,” tandasnya. (ari).